Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memaknai dan Memaklumi Jalan Politik Ganjar Pranowo

Kompas.com - 04/11/2021, 14:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tapi nyatanya demokrasi intrapartai berjalan dinamis dan membuktikan bahwa Joe Biden berhasil memenangkan kontestasi internal Partai Demokrat mengalahkan Bernie Sanders dan Elizabeth Warren, sekadar menyebut dua nama besar.

Jadi sampai pada situasi hari ini, dinamika politik yang dijalani Ganjar masih dalam batas kewajaran.

Dengan kata lain, ketegangan psikologi politik antara Ganjar dan Puan Maharani yang belakangan ini ramai terkuak ke ruang publik adalah dinamika yang sangat normal di dalam politik, baik dalam kacamata demokrasi secara umum maupun dalam kacamata spesifik, yakni demokrasi intrapartai.

Baca juga: Kepak Sayap Puan Ditunggu di 38 Derajat Lintang Utara

 

Menurut hemat saya, Ganjar Pranowo pun memahami secara arif dan bijak kewajaran tersebut. Terbukti Ganjar tidak reaktif dalam bersikap dan memberikan tanggapan terkait dengan riak-riak seteru psikologis tersebut.

Sebagaimana layaknya seorang Ganjar yang santun dan elok dalam bertutur, ia terlihat sangat "party man" sampai detik ini, berusaha mendamaikan secara arif kepentingan besar partai dengan aspirasi-aspirasi pendukungnya yang kadang agak berseberangan dengan aspirasi organisasional partai.

Tentu Ganjar memahami betapa cukup signifikannya peran partai dalam mengantarkannya ke posisi hari ini, yang boleh jadi berbanding lurus dengan perjuangan pribadinya menuju arah yang sudah ia duduki hari ini.

Dua kesadaran ini, saya kira, cukup menentukan dalam penentuan sikap Ganjar sampai hari ini.

Agak keras

Tapi kadang sejarah memerlukan praktik politik yang agak keras dibanding kenormalan yang semestinya.

Akan ada suatu waktu nanti, sebelum kontestasi 2024 tentunya, Ganjar dan Puan harus menentukan sikap politik secara jelas dan tegas, berdamai atau bersaing secara sehat.

Jika masa itu datang, berkaca pada fakta keras perpolitikan yang ada, Ganjar memang berada pada posisi kurang menguntungkan jika tetap berada pada pakem biasanya.

Dengan memilih berdamai, maka Ganjar harus rela menjadi bukan calon untuk kontestasi 2024.

Boleh jadi kompensasinya adalah masuk dalam jajaran calon anggota kabinet jika calon yang harus didukung oleh Ganjar di dalam partainya berhasil migrasi ke Istana.

Dari konteks garis linear karier politik, opsi tersebut tidak terlalu buruk. Dari posisi gubernur menjadi menteri, terdengar tidak terlalu buruk toh?

Baca juga: Tak Punya Jabatan Jelang Pilpres 2024, Anies Untung atau Buntung?

Namun demikian, Ganjar bukan tanpa preseden jika harus memilih jalan lain dengan cara-cara yang khas Ganjar, yakni elok dan santun.

Jokowi adalah preseden paling jelas, yang tidak salah jika dipertimbangkan oleh Ganjar dan politisi potensial lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com