Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Terima 224.000 Dosis Vaksin AstraZeneca dari Jepang

Kompas.com - 20/10/2021, 09:44 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali mendapatkan bantuan vaksin Covid-19 dari Jepang yang dikirim secara bertahap.

Sebanyak 1.990.910 dosis Vaksin AstraZeneca akan dikirim enam kali, mulai 19 hingga 22 Oktober 2021. Tahap pertama, Indonesia telah menerima 224.000 dosis, pada Selasa (19/10/2021).

"Batch pertama diterima hari ini di Bandara Soekarno-Hatta sejumlah 224.000 dosis," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Kemenkes Sebut Mayoritas Nakes Pakai Moderna ketimbang AstraZeneca sebagai Vaksin Booster

Pengiriman vaksin Covid-19 tersebut merupakan hasil mekanisme kerja sama dose-sharing bilateral.

Sebelumnya, Indonesia telah menerima 2.161.240 dosis Vaksin AstraZeneca dari Jepang pada Juli lalu. Vaksin tersebut telah didistribusikan ke berbagai pelosok.

Kerja sama dose-sharing merupakan tindak lanjut konkret dari hasil pembicaraan dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitsu dalam berbagai kesempatan. Termasuk, pada pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, 23 September 2021.

Retno mengatakan, kerja sama tersebut telah merefleksikan dekatnya persahabatan Indonesia dan Jepang yang terus berkembang, khusus pada masa sulit seperti pandemi Covid-19.

"Menimbang peran Jepang sebagai salah satu mitra ekonomi utama Indonesia, diyakini kerja sama RI-Jepang akan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi di masing-masing negara pasca-pandemi," ujar Retno.

Baca juga: Indonesia Terima 207.000 Dosis Vaksin AstraZeneca dari Belanda

 

Menurut Retno, selain melakukan kerja sama dose-sharing vaksin, Jepang juga telah memberikan dukungan lainnya untuk mengatasi pandemi dan meningkatkan ketahanan kesehatan.

Jepang telah mengirimkan bantuan berupa obat-obatan seperti Avigan, mobile x-ray, serta berbagai dukungan lainnya melalui organisasi internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com