Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Dua Kali Kalah Dinilai Jadi Hambatan bagi Prabowo untuk Maju pada 2024

Kompas.com - 11/10/2021, 15:20 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, rekam jejak Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang telah dua kali kalah pada pemilihan presiden (pilpres) akan menjadi hambatan apabila Prabowo hendak maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Hendri berpandangan, dengan rekam jejak dua kali kalah, akan sulit bagi Prabowo untuk mendapatkan dukungan dari partai lain untuk maju sebagai calon presiden.

"Dengan rekam jejak kalah ini, ini bisa jadi handicap, bisa jadi hambatan yang lumayan untuk bisa meyakinkan para teman koalisinya nanti bahwa Prabowo akan memiliki sejarah yang berbeda di 2024 ini," kata Hendri saat dihubungi, Senin (11/10/2021).

Baca juga: Majukan Prabowo Jadi Capres 2024, Gerindra Dinilai Tak Mau Rumit

Hendri mengatakan, Partai Gerindra tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden untuk mencalonkan Prabowo sehingga perlu berkoalisi dengan partai lain.

Oleh sebab itu, menurut Hendri, Prabowo dan Gerindra mesti dapat meyakinkan partai-partai lain bahwa Prabowo akan menang pada 2024 setelah dua kali kalah.

Salah satu caranya, Prabowo mesti menunjukkan kinerja yang baik selama menjadi Menteri Pertahanan.

"Kemudian yang kedua selain kinclong (kinerjanya), dia juga harus membuka komunikasi politik dengan partai politik," kata Hendri.

Namun, menurut Hendri, upaya membangun komunikasi politik itu juga tidak mudah karena partai-partai politik di lingkaran dekat Prabowo sudah memiliki jagonya masing-masing.

Baca juga: Soal Prabowo Bakal Maju Pilpres 2024, PDI-P Belum Putuskan Berkoalisi dengan Gerindra

Sebut saja PDI-P yang memiliki Puan Maharani dan Ganjar Pranowo dan Golkar yang memiliki Airlangga Hartarto.

"Belum lagi Cak Imin, Zulkifli Hasan, ketua-ketua partai lain, bahkan mungkin Anies. Jadi tantangan perjalanannya masih jauh," kata Hendri.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, terbuka peluang bagi Prabowo untuk menerima mandat dari para kadernya untuk maju dalam Pilpres 2024.

Muzani mengatakan, mandat para kader untuk meminta Prabowo maju dikarenakan masih ada cita-cita partai yang belum terwujud.

"Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua. Majunya beliau karena begitu besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud," kata Muzani dalam keterangannya, Minggu (10/10/2021).

"Maka, apa yang baru saudara ucapkan akan kami teruskan dan dengan tidak mendahului jawaban beliau, saya katakan sekali lagi, insya Allah Pak Prabowo akan maju di Pilpres 2024," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com