JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menganugerahkan penghargaan Bintang Jasa Utama kepada peneliti hutan asal Jerman, Johann Georg Goldammer.
Penyerahan penghargaan itu digelar di Istana Negara, Kamis (12/8/2021).
Pemberian tanda kehormatan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 76, 77 dan 78 TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra, Bintang Budaya Paramadharma, dan Bintang Jasa.
Baca juga: 335 Tokoh Dapat Tanda Kehormatan, dari Artidjo, Eurico Guterres, Sampai Ratusan Nakes
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik indonesia menimbang, mengingat, memutuskan, menetapkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama kepada penerima, yaitu Prof. Dr. Dr.h.c. mult. Johann Georg Goldammer (merupakan) Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC), Max Planck Institute for Chemistry, Freiburg University; and Professor for Fire Ecology and Fire Management at Freiburg University, Germany," ujar Sekretaris Militer Marsda Tonny Harjono sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
Selain Profesor Goldammer, ada tiga orang lain yang mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama. Mereka adalah:
-Almarhum Drs. H. Rusdi Sufl, Akademisi dan Pemelihara Warisan Sejarah dan Budaya Aceh.
- Dr. lshadi Sutopo Kartosaputro, M.Sc., Komisaris Transmedia.
-Eurico Guterres, S.E., M.M., Ketua Umum Uni Timor Aswa'in (UNTAS) dan Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT).
Baca juga: Jokowi Beri Bintang Jasa Utama ke Eurico Guterres, Eks Pejuang Timor-Timur
Tonny melanjutkan, penghargaan tersebut diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya sesuai ketentuan syarat khusus dalam rangka memperoleh tanda kehormatan Bintang Mahaputra, Bintang Budaya Paramadharma dan Bintang Jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Adapun pemberian penghrgaan ditetapkan di Jakarta, 4 Agustus 2021 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Johan Georg Goldammer merupakan ilmuwan senior dengan spesialisasi pada masalah hutan dan kebakaran hutan.
Sejak pertengahan 1970-an Goldammer telah aktif dalam studi kebakaran hutan di berbagai belahan dunia dan dampaknya terhadap kondisi ekologi global.
Baca juga: Mahfud Klaim Kebakaran Hutan di Indonesia Tak Lagi Jadi Isu Internasional