JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta agar pemerintah menggencarkan lobi ke produsen atau mitra kerja sama produksi vaksin Covid-19 untuk meningkatkan stok vaksin.
Menurut Rahmad, hal ini harus dilakukan karena banyak daerah yang mengeluhkan kurangnya stok vaksin atau bahkan belum mendapatkan vaksin.
"Saya kira keluhannya hampir sama terhadap keberadaan vaksin. Saya kira, ini menjadi PR pemerintah untuk bagaimana meningkatkan stok. Bagaimana pemerintah untuk mencoba melobi kepada mitra vendor vaksin," kata Rahmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Pertanyakan Stok Vaksin di Daerah, Politisi Nasdem Minta Pemerintah Transparan
Politisi PDI-P itu mengatakan, keluhan mengenai kurangnya stok vaksin tak hanya muncul di Jawa Tengah.
Sementara, Rahmad mengatakan, pemerintah mengandalkan pasokan vaksin melalui impor. Dengan demikian, jumlah stok vaksin tergantung dari komitmen produsen.
"Vaksin kita kan 100 persen impor. Stok kita tergantung dari jumlah dan komitmen dari para vendor (produsen). Memang selama ini kan yang terbesar dari Sinovac, China," tutur dia.
Legislator asal daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V itu mengingatkan, seluruh negara tengah berlomba-lomba untuk mendapatkan vaksin.
Di sisi lain, menurut Rahmad, pemerintah juga harus menggencarkan peran sebagai anggota Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) agar lebih banyak mendapatkan stok vaksin impor.
"Saya kira ini menjadi PR kita bersama, terutama pemerintah untuk mencoba melobi kepada GAVI agar kita lebih banyak lagi mendapat vaksin gratis," kata Rahmad.
Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 Ada 55 Juta Dosis: 40 Juta Bulk, Sisanya Vaksin Jadi
Sementara itu, untuk mitra bisnis vaksin, Rahmad meminta agar komitmen pendistribusian dan pengiriman vaksin ke Indonesia tepat waktu dan sesuai kuantitas yang disepakati.
Rahmad menuturkan, kekurangan vaksin di daerah juga disebabkan karena persoalan pendistribusian.
"Komitmen yang telah diberikan kepada Indonesia terkait pendistribusian dan pengirimannya kepada Indonesia untuk bisa tepat waktu. Selain itu juga tepat target jumlah kuantitas vaksin yang akan kita terima," tutur Rahmad.
Kemudian, Rahmad juga mendorong percepatan pengadaan vaksin dalam negeri, yakni Vaksin Merah Putih.
Ia berharap Vaksin Merah Putih dapat mulai diproduksi pada awal tahun 2022.
"Kalau tidak salah kan September sudah uji klinis tahap pertama. Mudah-mudahan secara simultan uji klinis satu aman, dan diimbangi dengan uji klinis dua dan tiga.
Baca juga: Stok Vaksin Mulai Menipis, Kadinkes Sumsel: Kita Sudah Teriak-teriak agar Segera Dikirim