Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

56 Persen Masyarakat Puas terhadap Kinerja Jokowi, Politikus PKS: Ini Warning

Kompas.com - 10/04/2021, 16:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, hasil survei dari lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo sebesar 56 persen merupakan angka yang terkecil dari antara survei lainnya.

Mardani mengaku, selama mengikuti diskusi terkait hasil survei dari lembaga survei lainnya selalu menunjukkan angka yang tinggi untuk Jokowi.

"Sebetulnya ini fakta ya, angka 56 persen itu yang paling kecil itu di antara semua hasil survei yang pernah saya hadiri. Saya hadir di tiga atau empat, nah ini paling keren. Ini paling sesuai sama oposisi," kata Mardani dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024" Sabtu (10/4/2021).

Baca juga: Hasil Survei Kinerja Jokowi di Bawah 60 Persen, Politikus Golkar: Tak Baik dan Tak Buruk

Kendati demikian, Ketua DPP PKS ini mengakui bahwa dalam masa pandemi, tidak hanya Presiden Joko Widodo yang mengalami kesulitan memimpin pemerintahan.

Ia menilai, semua negara yang tengah berjuang melawan pandemi, pasti pemerintahannya akan mengalami kesulitan.

"Satu, pandemi Covid-19 ini memang membuat kita harus lebih adil. Pemerintah manapun dia akan berat. Pak Jokowi sudah bekerja, vaksinasi kita doakan. Saya termasuk pendukung vaksinasi, makanya saya applause dukung vaksin," ucapnya.

Mardani melanjutkan, penilaian masyarakat yang dilihat berdasarkan survei IPO seharusnya menjadi peringatan bagi Presiden Jokowi di periode keduanya.

Baca juga: Hasil Survei BLT Tak Tepat Sasaran, Politikus PDI-P Tekankan Pentingnya Sistem Satu Data

Ia pun mengingatkan Jokowi, agar tetap konsisten menanggulangi pandemi Covid-19 mengingat ada beberapa negara yang kembali pulih.

"Tanggapan saya, ini sebetulnya warning. Pak Jokowi itu bukan tahun kedua, tapi tahun ketujuh," tuturnya.

"Jangan sampai tren kita itu kurvanya L, turun, bablas angine, enggak naik-naik," sambung dia.

Menurut Mardani, ada beberapa alasan masyarakat yang menyebabkan penilaian terhadap Jokowi cenderung rendah dalam survei IPO.

Pertama, masyarakat menilai pemerintah tidak konsisten untuk menangani pandemi Covid-19. Ia pun memberikan gambaran tentang kebijakan mudik Lebaran pada 2020 dengan 2021.

"Dulu kan lucu, tahun lalu, mudik enggak boleh, pulang kampung boleh. Sekarang mudik enggak boleh, tetapi ziarah, wisata boleh. Nanti wisata atau ziarah ke orangtua boleh. Sama aja, mudik juga kalau seperti itu namanya," nilai Mardani.

Baca juga: Survei IPO: 73 Persen Masyarakat Nilai Kebijakan Vaksinasi Covid-19 Sudah Tepat

Padahal, lanjut dia, pemerintah seharusnya lebih tegas terhadap aturan kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.

Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak main-main dalam membuat aturan atau kebijakan selama masa pandemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com