Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY: Kami Tak Pernah Menuduh Pemerintah Terlibat

Kompas.com - 07/04/2021, 23:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pihaknya tak pernah menuding pemerintah terlibat dalam upaya pengambilalihan kepemimpinan partai.

"Sejak awal, kami tidak pernah menuduh. Saya secara pribadi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat bertanggung jawab bahwa kami tidak pernah menuding siapa pun. Justru kami mengingatkan," kata AHY dalam program Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (7/4/2021) malam.

Baca juga: Pengesahan Kubu KLB Ditolak, AHY: Satu Babak Sudah Kita Lewati

Pernyataan itu ia sampaikan untuk merespons pertanyaan jurnalis senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo soal kekecewaan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly terhadap Partai Demokrat.

Menurut Budiman, Yasonna seolah dongkol karena Partai Demokrat menuding pemerintah tidak objektif dalam menangani polemik Partai Demokat yang melibatkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

AHY pun mengklarifikasi bahwa pihaknya justru bermaksud mengingatkan pemerintah atas kemelut yang terjadi di Demokrat dan berpotensi menimbulkan ketidakadilan.

Baca juga: Ingin Bertemu Jokowi, Mahfud, dan Yasonna Laoly, AHY: Sejak Hari Pertama Saya Memohon

AHY merasa berhak mengingatkan kepada pemerintah bahwa partainya tengah terancam.

"Warga negara boleh dong berharap agar negaranya adil, agar hukum ditegakkan secara tepat, tidak tebang pilih dan tidak memihak kepada salah satu kubu," ujarnya.

"Terlebih, ketika kita lihat lagi sejarahnya ke belakang. Memang rata-rata KLB itu disahkan, diterima begitu. Tolong dicek sendiri faktanya seperti apa," sambung dia.

Lantas, AHY merasa perlu menyuarakan apa yang terjadi dengan partainya kepada publik, termasuk pemerintah.

Langkah itu ditempuh karena AHY meyakini kebenaran konstitusi partainya.

"Kami juga hadirkan dengan bukti-bukti dan fakta yang aktual. Jadi dengan kecepatan tadi, justru kita bisa mencegah sesuatu yang lebih buruk. Walaupun tidak bisa mencegah KLB di Deli Serdang," tuturnya.

Baca juga: Manuver Moeldoko: Anomali Politik dan Masalah Etika Berdemokrasi

Dalam kesempatan itu, AHY mengapresiasi keputusan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang menolak pengesahan permohonan kubu pendukung Moeldoko.

Pasca-kongres luar biasa (KLB) yang mengatasnamakan Partai Demokrat di Deli Serdang, kubu Moeldoko mengajukan perubahan AD/ART dan kepengurusan partai.

Menurut AHY, keputusan tersebut membuktikan bahwa pemerintah sudah berkomitmen mendudukkan perkara Partai Demokrat secara objektif.

"Dan tetap berpihak pada konstitusi," ungkap dia.

Baca juga: Yasonna Sesalkan Ada Pihak yang Tuding Pemerintah Campur Tangan dalam Kudeta Demokrat

Sebelumnya diberitakan, Yasonna menyesalkan tudingan sejumlah pihak yang menyebut pemerintah terlibat dalam konflik di Partai Demokrat.

Ia menegaskan, pemerintah tidak ikut campur tangan terhadap munculnya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.

"Kami kembali menyesalkan statement dari pihak-pihak yang sebelumnya menuding pemerintah menyatakan campur tangan memecah belah partai politik," kata Yasonna dalam konferensi pers, Rabu (31/3/2021) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com