JAKARTA, KOMPAS.com - Eks kader Partai Demokrat Darmizal mengaku menyesal pernah mendukung Susilo Bambang Yudhoyono agar terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat.
Salah satu penggagas kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang itu tak menyangka para pengurus Demokrat di daerah akan dipersulit dengan kewajiban memberi setoran kepada pengurus pusat Demokrat.
"Saya bersalah, saya enggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini, sungguh saya enggak tahu akan ada PO (peraturan organisasi) yang memberatkan kalian menyetor setiap bulan, malu saya, saya malu," kata Darmizal dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube Kompas TV, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: Tersedu-sedu, Darmizal Mengaku Menyesal Pernah Dukung SBY Jadi Ketum Demokrat
Darmizal menuturkan, sejak kepemimpinan SBY di Demokrat, dewan pengurus daerah dan dewan pengurus cabang diwajibkan menyetor setiap bulan ke DPP Partai Demokrat.
Menurut Darmizal, aturan tersebut tidak baik scara hukum maupun secara moral dan etika dalam politik.
"Mestinya seorang pemimpin itu harus menguatkan kawan-kawan yang berada di front guard agar mereka bekerja full power mendekati rakyat atau konstituen," ujar Darmizal.
Sambil menyindir, Darmizal menyebut aturan tersebut memberi dampak positif bagi kader di daerah karena mereka mesti bersedekah kepada pengurus pusat.
Baca juga: Ikut KLB, Ketua DPC Partai Demokrat Takalar Dipecat
"Dari sisi agama yang saya pahami, bahwa umur kita dapat dipanjangkan kalau kita rajin bersedekah, mereka setiap bulan bersedekah ke DPP, seluruh Indonesia. Nah kalau yang disedekah itu umurnya pendek saya enggak tahu," ujar Darmizal.
Diketahui, Darmizal merupakan salah satu kader Demokrat yang dipecat karena terlibat dalam upaya mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Upaya tersebut berujung pada terselenggaranya KLB yang digelar kubu kontra-AHY di Deli Serdang yang memilih Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.