Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Menlu ASEAN, Indonesia Tekankan Tiga Isu untuk Bantu Myanmar

Kompas.com - 02/03/2021, 20:41 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan para menteri luar negeri negara ASEAN untuk membahas masalah terkait kudeta militer di Myanmar.

Dalam pertemuan yang digelar secara virtual, Selasa (2/3/2021), Retno menekankan tiga isu penting yang harus menjadi perhatian. Pertama, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar adalah prioritas.

"Oleh karena itu Indonesia mendesak security forces untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan," ujar Retno, dalam konferensi pers, Selasa sore.

Baca juga: Menlu: Indonesia Harap Seluruh Negara ASEAN Pahami Hak dan Kewajiban untuk Bantu Myanmar

Retno menekankan pentingnya akses kemanusiaan bagi semua orang yang membutuhkan bantuan di Myanmar, termasuk para tahanan politik.

Indonesia juga meyakini bahwa ASEAN dapat memainkan peran dalam membantu keperluan kemanusiaan di negara tersebut.

Terlebih ASEAN telah memiliki ASEAN Ad Hoc Task Force for Rakhine State yang dapat diperkuat untuk menjalankan misi tersebut.

"Saya juga sampaikan Sekjen ASEAN dapat menjajaki kerja sama kemanusiaan terkait vaksin," kata dia.

Baca juga: Wakil Ketua DPR: Indonesia Perlu Mengambil Peranan Lebih Besar dalam Meredam Gejolak di Myanmar

Kedua, restorasi demokrasi kembali pada situasi normal harus terus didorong.

Oleh karena itu, kata Retno, Indonesia menegaskan bahwa keinginan, kepentingan dan suara rakyat Myanmar harus dihormati.

Retno mengatakan, demokrasi menjamin kebebasan berpendapat, menuntut adanya komunikasi, serta dialog.

Ia meyakini ASEAN siap memfasilitasi dialog tersebut apabila diminta.

"Kami mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi, kondisi yang kondusif, untuk itu harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik," kata dia.

Baca juga: Kudeta Myanmar: Mengapa Indonesia Diharapkan Membantu Mengatasi Krisis Politik Sahabat Lama

Ketiga, Indonesia juga menekankan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan untuk terus dijaga.

Indonesia menekankan bahwa seluruh negara ASEAN memiliki kewajiban untuk menjaga situasi tersebut.

"Jika kita gagal memeprtahankan situasi ini, maka kita tidak dapat mewariskan perdamaian kepada anak cucu. Kami juga menekankan semua pilihan ada di tangan masing-masing negara ASEAN," kata dia.

"Saat ini merupakan waktu tepat bagi ASEAN untuk menunjukkan kepada rakyat ASEAN makna dari sentralitas ASEAN," lanjut Retno.

Baca juga: Jerman Kecam Tindakan Keras Rezim Militer Myanmar yang Bunuh Demonstran

Lebih jauh Retno mengatakan, pertemuan dengan negara ASEAN bertujuan untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah di Myanmar.

Namun keinginan untuk membantu tersebut tidak akan dapat dijalankan apabila Myanmar tidak membuka pintu.

Saat ini situasi dan kondisi di Myanmar cukup mengkhawatirkan pasca-kudeta oleh pihak militer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com