Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Susi Pudjiastuti soal Tudingan Melawan Jokowi

Kompas.com - 10/02/2021, 11:57 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti membantah anggapan bahwa ia saat ini bersikap melawan Presiden Joko Widodo.

Susi menyebut bahwa ia akan mendukung Presiden Jokowi untuk melakukan hal yang baik untuk masyarakat.

"Tidak, tidak ada (melawan Jokowi). Saya memohon bapak untuk menghimbau. I will ask Pak Jokowi to do anything that is good for people, that's it," tutur Susi pada acara Kamar Rosi Kompas TV, Selasa (9/2/2022).

Tudingan itu muncul setelah Susi membalas tweet Presiden Jokowi di Twitter.

Susi lantas membalas tweet tersebut dengan permohonannya agar Presiden Jokowi ikut menghimbau masyarakat agar tidak melakukan hate speech.

Baca juga: Soal Ujaran Kebencian, Susi Pudjiastuti: Kalau Presiden yang Imbau Pasti Beda

"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan hate speech... ujaran kebencian yg baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dll... Pandemic sudah cukup membuat depress ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," balas Susi pada cuitan akun @jokowi tersebut.

Balasan Susi ke akun Twitter Presiden Jokowi itu mendapat respon beragam dari netizen.

Salah satu yang meresponnya adalah mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen yang menyebut Susi tak sepatutnya mencuit hal seperti itu pada Presiden Jokowi.

Ferdinand menuduh cuitan Susi tersebut seolah menuduh hate speech yang dia alami terkait dengan Presiden Jokowi.

"What is your problem Pak???" cuit Susi pada akun @FerdinandHaean3.

"My problem is, kecewa melihat mantan menteri tak punya etika kepada presidennya," balas Ferdinand.

"excuse me!" balas Susi.

Baca juga: Susi Pudjiastuti: Semua yang Bicaranya Jelek Harus Ditenggelamkan

Susi mengungkap alasannya meminta Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat agar menghentikan hate speech atau ujaran kebencian.

Menurut Susi, permintaan itu ia lontarkan karena yakin masyarakat akan lebih mendengar imbauan Presiden Jokowi.

"Karena Pak Presiden bilang satu tahun sudah kita bersedih, untuk menggembirakannya ya kurangi dong hate speech. Nah kita tidak bisa, kita kan siapa, kalau Presiden yang mengimbau pasti beda. Beliau kan orang tertinggi di negeri ini," ujar Susi.

Baca juga: Saat Susi Pudjiastuti Santai Menghadapi Serangan di Media Sosial...

Susi menjelaskan, sikapnya itu tidak berarti melawan Presiden Jokowi. Namun, sebaliknya, ia akan mendukung Kepala Negara dalam melakukan hal yang baik untuk masyarakat.

"Tidak, tidak ada. Saya memohon bapak untuk mengimbau. I will up Pak Jokowi to do anything that is good for people, that's it," tutur Susi.

Menurut Susi, bukan saat ini saja ia menghadapi serangan netizen. Ketika masih menjabat sebagai Menteri KP, ia mengaku telah mendapat serangan di media sosial.

"Kamu tidak bisa bikin semua orang senang. Tapi saya punya kewajiban untuk menyampaikan pikiran-pikiran yang saya pikir benar untuk masyarakat," kata Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com