Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan Berakibat Tsunami di Majene

Kompas.com - 15/01/2021, 13:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan adanya potensi gempa susulan yang berakibat tsunami di Majene, Sulawesi Barat.

Gempa bermagnitudo 6,2 dilaporkan terjadi di Majene, pada Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 WITA.

"Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat bisa mencapai kekuatan yang seperti sudah terjadi, 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi," kata Dwikorita dalam Breaking News Kompas TV, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Antisipasi Gempa Susulan di Majene, BMKG Imbau Masyarakat Evakuasi ke Tempat Aman

Dwikorita menuturkan, tsunami dapat terjadi karena ada kemungkinan longsor bawah laut. Longsor diakibatkan karena kondisi batuan yang sudah digoncang gempa sebanyak 28 kali.

"Memungkinkan terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau bahkan di pinggir laut," tutur dia.

Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar masyarakat tidak mendekat ke bangunan yang rentan roboh dan menjauhi daerah pantai.

Ia mengingatkan agar masyarakat di daerah pantai segera bergegas menjauh dan pergi ke tempat yang lebih tinggi, apabila terjadi goncangan atau gempa susulan.

"Segera menjauhi pantai. Untuk sementara menghindari dahulu dari tepi pantai, apalagi kalau nanti merasa goyangan lagi. Tapi kalau sudah jauh dari pantai lebih aman berada di tempat yang lapang," ucapnya.

Baca juga: DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat dalam Penanganan Pasca-gempa Majene

Selain itu, Dwikorita mengatakan, gempa susulan di Majene-Mamuju dapat memungkinkan tsunami yang terjadi secara cepat, seperti peristiwa di Palu pada 2018.

Ia memastikan BMKG terus memantau perkembangan pasca-gempa.

"Jadi tsunami cepat, datangnya pada menit kedua dan ketiga. Ini kekhawatiran ya. Untuk amannya karena situasinya masih terus kami monitor," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.10 WIB, tercatat 8 orang meninggal dunia dan 637 orang luka-luka akibat gempa.

Sebanyak 16.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian, yakni di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang dan Desa Limbua.

Baca juga: UPDATE: 8 Meninggal Dunia, 637 Luka-luka akibat Gempa Majene

 

Gempa di Kabupaten Mamuju mengakibatkan Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulbar, rumah warga (pendataan), RSUD Mamuju, dan satu unit minimarket rusak berat. Kemudian, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular dikabarkan terputus atau tidak stabil.

Selain itu, terjadi juga longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus). Tercatat 300 unit rumah rusak, satu unit puskesmas rusak berat serta kantor Danramil Malunda rusak berat.

Saat ini, pendataan dan pendirian tempat pengungsian sedang dilakukan. BPBD setempat berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait lainnya.

Adapun kebutuhan mendesak antara lain, sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat atau excavator, alat komunikasi, makanan pokok/siap saji, masker, obat-obatan dan vitamin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com