Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NU: Hanya 7 dari 100 Negara Teratas Dunia yang Berhasil Kendalikan Pandemi

Kompas.com - 18/12/2020, 11:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembina Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (NU) Syahrizal Syarif membeberkan hasil pengamatannya terhadap situasi pandemi Covid-19 di dunia.

Berdasarkan pengamatannya, hingga 16 Desember 2020, hanya ada tujuh dari 100 negara teratas dunia yang dinilai telah mengendalikan pandemi Covid-19.

"Hanya tujuh negara saja. Tujuh dari 100 negara teratas, yang bisa kita bilang wabah terkendali," kata Syahrizal dalam Webinar Forum Kesehatan Nusantara bertajuk "Vaksin Covid-19 dan Prioritas Vaksinasinya" Jumat (18/12/2020).

Ia menyebut tujuh negara tersebut di antaranya Saudi Arabia, Bolivia, Qatar, China, Singapura, Ghana dan Australia.

Baca juga: UPDATE: Ada 2.288 WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, Tambah 5 di Inggris dan Filipina

Sementara itu, dari 100 negara, ada 61 negara yang dalam keadaan wabah fluktuatif.

"Dan 32 negara berada dalam keadaan status wabah yang menurun," ujarnya.

Melihat hal ini, Syahrizal menilai bahwa situasi pandemi global betul-betul mengkhawatirkan dan dunia tengah menaruh harapan besar pada vaksin Covid-19.

Meski saat ini vaksin sudah mulai disuntikkan, ia memprediksi dampaknya belum terlihat pada Februari 2021.

Syahrizal mengatakan, dunia harus bersiap masuk pada angka kasus psikologis mencapai 100 juta kasus pada Januari 2021.

"Indonesia juga akan masuk pada kasus psikologis yaitu 1 juta kasus pada sekitar Februari. Sementara dunia itu akan masuk sekitar Januari," tuturnya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Pemerintah Pastikan Vaksinasi Sesuai Tahapan

Ia menambahkan, situasi pandemi di Indonesia saat ini diakibatkan dari transmisi lokal dan berada pada status fluktuatif.

Transmisi lokal tersebut, kata dia, ditandai dengan berbagai laporan penambahan kasus tanpa diketahui penyebabnya.

"Dia tertular dari siapa. Nah, kalau klaster kasus itu kita tahu, ada indeks kasus. Jadi ada orang pertama, lalu ada secondary case namanya. Kasus sekunder. Itu namanya klaster. Jadi kita bisa tahu dia tertular dari siapa dan berapa orang yang kemudian tertular dari orang pertama itu," jelas dia.

Berkaitan dengan vaksin, Syahrizal mengatakan bahwa ketersediaan vaksin sangat dipengaruhi oleh fase uji klinis.

Baca juga: Pemerintah Masih Tunggu Hasil Kajian BPOM dan MUI soal Vaksin Covid-19

Vaksin akan dapat dinyatakan aman diedarkan apabila sudah ada dokumen dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang diterbitkan.

Indonesia sendiri hingga kini masih melaporkan adanya penambahan kasus baru Covid-19.

Data pemerintah pada Kamis (17/12/2020) memperlihatkan bahwa ada 7.354 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 643.508 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi 'May Day' 1 Mei Besok

Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi "May Day" 1 Mei Besok

Nasional
Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com