JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berdampak ke semua sektor, termasuk pariwisata di Indonesia. Namun, sejumlah pengusaha di bidang pariwisata enggan mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah.
Agar tetap bertahan, pengusaha biro perjalanan mengubah strategi bisnis selama masa pandemi. Seperti yang dilakukan oleh CEO TX Travel Anton Thedy.
Ia mengubah cara pemasaran dengan membuat paket road trip. Sebelum pandemi, perusahaan Anton mengandalkan bisnisnya dari paket perjalanan berbentuk group tour.
Baca juga: Pengusaha Travel: Swab Test ke Bali Kabar Gembira untuk Dunia Pariwisata
"Pertama adalah, produknya sama, jual tiket, jual hotel, paket wisata, tujuan wisata, sama. Cuma karena masa pandemi ini, cara jualannya, marketing-nya berbeda. Jadi kami ubah misalnya dari group tour ke road trip, wisatawan pergi liburan pakai kendaraan pribadi lalu ketemu di satu tempat yang sama," kata Anton dalam diskusi virtual bertajuk Menerapkan Protokol Kesehatan Menjelang Liburan Akhir Tahun, Selasa (15/12/2020).
Kemudian, Anton mengubah mekanisme penjualan tiket atau paket wisata. Ia mencontohkan biro perjalanan miliknya yang kini memilih untuk menjual paket wisata ke tempat yang tidak ramai.
"Padahal, kalau dulu kan pasti kita selalu membawa wisatawan ke tempat yang ramai. Kalau sepi, itu dulu pasti dimarahi sama wisatawan atau peserta tour. Sekarang, terbalik, dibawa ke tempat yang ramai malah mereka takut," kata Anton.
Baca juga: Pengusaha Travel Sarankan Masyarakat Libur Akhir Tahun ke Tempat-tempat Ini
Namun, bukan berarti peserta tur tidak bisa sama sekali menikmati tempat-tempat ikonik di satu destinasi yang biasanya ramai. Anton mengatakan, pihaknya memiliki cara bagaimana peserta tetap bisa berkunjung ke tempat tersebut.
"Caranya adalah dengan membawa peserta berkunjung pagi-pagi sekali. Misalnya pada waktu tempat wisata itu buka pukul 10.00, kami sudah datang di sana pukul 09.30. Jadi orang yang pertama masuk. Cepat masuk, foto-foto, dan lalu pulang," ucapnya.
Kemudian, Anton menyarankan agar pengusaha perjalanan kini memperbanyak paket wisata ke tempat-tempat yang luas dan terbuka, seperti pantai dan gunung.
Sementara, pengusaha penyewaan motor di Bali, Rizky Aria Diansyah, memberikan satu tips yaitu jangan mengalah dengan keadaan.
"Berubah dan maju terus, kita banyak sekali penyesuaian. Dan itu satu-satunya jalan saya kira," kata Rizky singkat.
Baca juga: Akibat Pandemi, Pendapatan Devisa Sektor Pariwisata Turun hingga 90 Persen
Pariwisata merupakan sektor yang paling berat terdampak akibat pandemi Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selama ini sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara mencapai 15 miliar dollar AS per tahun.
Namun karena pandemi, devisa dari sektor ini turun drastis hingga 90 persen karena jumlah turis yang berkunjung yang sangat sedikit.
"Sektor pariwisata terpukul paling berat. Untuk itu, kita perlu mendorong sektor pariwisata, di mana Bintan yang biasanya mendapatkan turis 3 juta. Hari ini, hampir turisnya nol. Sektor pariwisata yang biasanya 15 miliar dollar AS satu tahun memberi pemasukan devisa, kali ini baik Bali maupun Bintan turun. Sehingga pendapatannya turun 90 persen," kata Airlangga, dikutip melalui akun Instagram PerekonomianRI, Jumat (25/9/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.