Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor RI Masih Tertinggal, Jokowi: Perlu Reformasi Besar-besaran

Kompas.com - 04/12/2020, 16:24 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut, ekosistem ekspor di Indonesia perlu direformasi besar-besaran.

Sebab, menurut Jokowi, dibandingkan negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam menangkap berbagai peluang ekspor bahan dan barang produksi dalam negeri.

"Ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimistis. Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Pelepasan Ekspor ke Pasar Global 2020, dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (5/12/2020).

"Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Kalau Sangat Diperlukan, Saya Siap Terbitkan Aturan Lagi soal Penyandang Disabilitas

Jokowi mengatakan, untuk menyikapi hal ini, satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor harus dicermati dan dicarikan solusinya.

Jokowi mengaku sudah berkali-kali menyampaikan, regulasi yang rumit semestinya segera disederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat juga wajib segera dipangkas.

Jokowi juga mengingatkan agar negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dipercepat terutama pada negara-negara yang potensial sebagai pasar produk ekspor Indonesia.

"Dan berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada segera dioptimalkan, sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara nontradisional sehingga pasar ekspor kita semakin luas," ujar Jokowi.

Tak hanya itu, kata Jokowi, atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) harus mampu menjadi market agent dan market intelligent. Daya saing eksportir, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) harus terus ditingkatkan.

Kerja sama dengan perbankan dan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI) bagi UKM ekspor pun harus diperkuat. Program-progran seperti export coaching program juga harus diperbanyak.

"Kita harus penuhi apa yang menjadi standar pasar global dengan brand yang kuat dan dengan packaging yang semakin baik. Ini yang akan meningkatkan ekspor kita," kata Jokowi.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dalam menangkap peluang ekspor bahan dan barang produksi dalam negeri. Akibatnya, sejumlah barang yang diproduksi Indonesia kalah bersaing di pasar dunia.

Jokowi mencontohkan, pada 2019 Indonesia menjadi produsen kopi terbesar nomor empat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Namun, Indonesia hanya tercatat sebagai eksportir kopi terbesar ke-8 di dunia.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Tertinggal dari Negara Lain dalam Menangkap Peluang Ekspor

"(Indonesia) kalah dengan Brasil, Swiss, Jerman, Kolombia bahkan Vietnam," tutur Jokowi.

Jokowi merinci, potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan Vietnam yang pada 2019 mencapai 2,22 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Sementara, kinerja ekspor kopi Indonesia di tahun yang sama sebesar 883,12 juta dollar AS.  "Begitu pula dengan komoditi ekspor yang lain. Kita pun masih tertinggal," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com