Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Layanan Digital Jadi Favorit, BPJS Kesehatan Sudah Kembangkan Sistem Antre Daring di 2.028 RS

Kompas.com - 29/11/2020, 11:30 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Badan Penylenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Andayani Budi Lestari mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih menyukai layanan digital.

Sebab, layanan digital memungkinkan masyarakat mengaksesnya kapan dan di mana saja, sehingga tidak perlu keluar rumah dan meminimalkan terpapar Covid-19.

“BPJS Kesehatan memang sudah melakukan transformasi sejumlah layanan konvensional ke layanan digital, namun hal ini juga perlu diikuti dengan digitalisasi layanan dari fasilitas kesehatan,” katanya.

Dia mengatakan itu dalam Pertemuan Nasional Petugas Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit bertema "Digitalization for Humanity in Hospital Service" yang digelar secara daring, Sabtu (28/11/2020).

Untuk itu, BPJS Kesehatan mengajak rumah sakit membangun sistem layanan digital guna memberikan kemudahan, kecepatan, dan kepastian layanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Baca juga: Berbagai Upaya BPJS Kesehatan Dukung Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19

Pasalnya, keberhasilan digitalisasi layanan peserta JKN-KIS dipengaruhi sistem layanan di rumah sakit.

Andayani mengatakan, saat ini sistem antrean daring sudah dikembangkan di 2.028 rumah sakit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 528 rumah sakit sudah terintegrasi dengan aplikasi Mobile JKN.

Sementara itu, untuk informasi ketersediaan tempat tidur sudah diimplementasikan di 2.054 rumah sakit dan informasi jadwal tindakan operasi di 845 rumah sakit.

Dia berharap, angka tersebut bisa semakin bertambah mengingat pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN-KIS di rumah sakit kian meningkat.

Andayani menambahkan, selama pandemi Covid-19, pemanfaatan layanan administratif, permintaan informasi, dan pengaduan melalui kanal digital mengalami kenaikan yang signifikan.

Baca juga: Tak Perlu Cemas, Cek Status BPJS Kesehatan Cukup Via Pandawa

Kini, alih-alih mendatangi Kantor Cabang, peserta JKN-KIS lebih memilih menggunakan layanan digital.

Layanan yang dimaksud adalah aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500 400, Chat Assistant JKN (Chika), Voice Interactive JKN (Vika), hingga Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (Pandawa).

“Kunjungan ke kantor cabang berkurang dengan adanya layanan digital. Animo masyarakat terhadap layanan digital BPJS Kesehatan luar biasa,” ungkapnya.

Ia pun menyebut, peningkatan angka yang pesat ini karena aksesnya lebih mudah, cepat, dan dapat dilakukan di mana saja.

“Ke depannya, pascapandemi Covid-19, layanan digital ini akan tetap berjalan dan dikembangkan lagi mengikuti kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com