Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usul Bima Arya: Dokter dan Tokoh Agama Sosialisasikan Covid-19

Kompas.com - 15/10/2020, 12:48 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya mengusulkan pemerintah pusat dan daerah mengombinasikan antara dokter atau tenaga medis dengan tokoh agama dalam mengedukasi soal Covid-19 ke masyarakat.

Sebab, berdasarkan survei yang dilakukannya dengan menggandeng Lapor Covid-19, warga Kota Bogor lebih banyak percaya informasi Covid-19 dari dokter atau tenaga medis dan tokoh agama dibandingkan lainnya.

"Di sini menunjukkan, pemerintah kota dan pemerintah pusat penting sekali untuk merangkul, mengombinasikan antara tenaga medis atau dokter dengan tokoh agama (dalam menyampaikan informasi soal Covid-19)," ujar Bima saat menghadiri acara kampanye nasional dan hari cuci tangan pakai sabun sedunia, secara daring, Kamis (14/10/2020).

Baca juga: 136 Dokter Meninggal akibat Covid-19, IDI: Ini Situasi Krisis dalam Pelayanan Kesehatan

Selain dokter dan tokoh agama, masih berdasarkan survei yang sama, warga Kota Bogor lebih mempercayai penyampaian informasi Covid-19 dari pejabat dan publik figur.

Oleh karena itu, dalam rangka menggencarkan edukasi kepada masyarakat, Pemerintah Kota Bogor juga telah membentuk Tim Merpati.

Tim tersebut fokus melakukan fungsi edukasi kepada masyarakat karena berdasarkan survei, warga masih membutuhkan edukasi tersebut.

Edukasi penting karena dari survei juga didapatkan, sebanyak 16 persen warga mempercayai teori konspirasi bahwa Covid-19 buatan manusia.

Kemudian, 29 persen mengaku tak percaya konspirasi dan 50 persen berada di tengah-tengah antara iya dan tidak.

Baca juga: Doni Monardo: Banyak Dokter Meninggal Tertular OTG Covid-19

"Data ini menunjukkan bahwa edukasi kita harus lebih maksimal," kata dia.

Bima mengatakan, sebagian besar masyarakat juga menerima informasi soal Covid-19 dari media televisi dan bukan dari kanal atu corong pemerintah.

Dengan demikian, kata dia, kolaborasi dengan seluruh kanal media baik mainstream maupun non-mainstream pun perlu dilakukan untuk menggencarkan protokol kesehatan.

"Sangat baik jika setiap daerah melakukan pemetaan yang sama," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com