Sebab, berdasarkan survei yang dilakukannya dengan menggandeng Lapor Covid-19, warga Kota Bogor lebih banyak percaya informasi Covid-19 dari dokter atau tenaga medis dan tokoh agama dibandingkan lainnya.
"Di sini menunjukkan, pemerintah kota dan pemerintah pusat penting sekali untuk merangkul, mengombinasikan antara tenaga medis atau dokter dengan tokoh agama (dalam menyampaikan informasi soal Covid-19)," ujar Bima saat menghadiri acara kampanye nasional dan hari cuci tangan pakai sabun sedunia, secara daring, Kamis (14/10/2020).
Selain dokter dan tokoh agama, masih berdasarkan survei yang sama, warga Kota Bogor lebih mempercayai penyampaian informasi Covid-19 dari pejabat dan publik figur.
Oleh karena itu, dalam rangka menggencarkan edukasi kepada masyarakat, Pemerintah Kota Bogor juga telah membentuk Tim Merpati.
Tim tersebut fokus melakukan fungsi edukasi kepada masyarakat karena berdasarkan survei, warga masih membutuhkan edukasi tersebut.
Edukasi penting karena dari survei juga didapatkan, sebanyak 16 persen warga mempercayai teori konspirasi bahwa Covid-19 buatan manusia.
Kemudian, 29 persen mengaku tak percaya konspirasi dan 50 persen berada di tengah-tengah antara iya dan tidak.
"Data ini menunjukkan bahwa edukasi kita harus lebih maksimal," kata dia.
Bima mengatakan, sebagian besar masyarakat juga menerima informasi soal Covid-19 dari media televisi dan bukan dari kanal atu corong pemerintah.
Dengan demikian, kata dia, kolaborasi dengan seluruh kanal media baik mainstream maupun non-mainstream pun perlu dilakukan untuk menggencarkan protokol kesehatan.
"Sangat baik jika setiap daerah melakukan pemetaan yang sama," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/15/12485891/usul-bima-arya-dokter-dan-tokoh-agama-sosialisasikan-covid-19