Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Climate Action Now Kembali Minta Pemerintah Deklarasikan Indonesia Darurat Iklim

Kompas.com - 27/09/2020, 07:21 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ratusan pemuda Indonesia yang terdiri dari individu, komunitas, organisasi, hingga Non-Governmental Organization (NGO) berkumpul secara virtual dalam satu gerakan kolektif bertajuk “Climate Action Now”, Jumat (25/9/2020).

Seorang peserta gerakan yang berasal dari komunitas Climate Rangers, Novita Indri mengatakan, tujuan gerakan ini adalah ingin meminta pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo, agar mendeklarasikan darurat iklim.

“Isu krisis iklim itu masalah kemanusian dan ini sudah terjadi di Indonesia. Kami ingin pemerintah lebih serius untuk memberikan solusi,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (26/9/2020).

Dengan deklarasi darurat iklim tersebut, menurut Novita, kebijakan instansi-instansi di bawah presiden akan sinkron dengan situasi dalam darurat iklim.

Baca juga: Lewat Sepatu, Extinction Rebellion Tuntut Indonesia Merdeka dari Krisis Iklim

Lebih lanjut, gerakan "Climate Action Now” juga meminta pemerintah meningkatkan komitmen dalam menurunkan emisi serta mewujudkan keadilan iklim pada setiap kebijakan-kebijakannya.

Meski digelar secara virtual, kegiatan ini turut diwarnai orasi, penampilan seni, dan penyampaian aspirasi.

Novita mengatakan, gerakan ini menjadi bagian dari "Global Climate Strike" yang digelar di berbagai negara. Namun, aksi ketiga yang digelar di Indonesia kali ini lebih mengangkat isu-isu lokal.

“Kami juga menjadikan aksi kemarin sebagai forum buat masyarakat yang terdampak untuk menyampaikan aspirasinya secara live maupun secara rekaman,” lanjutnya.

Baca juga: Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, BMKG Ajak Petani Rakayasa Komoditas

Dia berharap, ratusan peserta yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan untuk menjangkau lebih banyak orang, terutama stakeholder terkait.

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/9/2020), Ketua Adat Kinipan Effendy Buhing turut menyampaikan aspirasinya.

Dia mengungkapkan, tahun ini Kabupaten Lamandau sudah mengalami dua kali banjir besar yang tidak biasa. Menurutnya, hal ini tak lepas dari penggundulan hutan di Lamandau yang sangat luar biasa.

“Kami berusaha mati-matian menjaga hutan yang tersisa. Namun sekarang hujan dan kemarau tidak menentu. Kami sangat merasakan perubahan iklim ini,” ungkapnya.

Effendy pun menegaskan, pihaknya ingin hutan adat diakui karena adat mereka sudah ada sebelum Indonesia merdeka.

Baca juga: Pandemi Corona: Emisi Karbon Global Turun Ekstrem, Krisis Iklim Masih Mengancam

Sementara itu, Kaum Perempuan Nelayan Kodingareng, dari kepulauan Sangkarrang, Sulawesi Selatan, menyampaikan aspirasinya dengan menolak aktivitas penambangan pasir laut di daerahnya

"Kami yang dihancurkan tempat hidupnya, kami pula yang dikriminalisasi. Kami bukan pencuri, kami bukan pembunuh, tapi kenapa kami ditakut-takuti, apa salah kami? Kami berjuang kami di tangkap, kami diam kami mati,” tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com