Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tenaga Kesehatan Tidak Kolaps, Turunkan Jumlah Kasus Covid-19

Kompas.com - 16/09/2020, 16:43 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menegaskan, saat ini tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk membantu rumah sakit dan tenaga kesehatan selain menurunkan jumlah kasus Covid-19.

Ia mengatakan, saat ini, tenaga kesehatan terus disibukkan dengan kasus yang semakin hari semakin meningkat tetapi fasilitas kesehatan tak berubah.

"Sekarang tenaga kesehatan semakin disibukkan karena kasus (Covid-19) yang makin banyak dan kematian meningkat sementara fasilitas kesehatan tetap begitu," kata Erlina dalam talkshow di BNPB, Rabu (16/9/2020).

"Jadi tidak ada hal lain yang harus dilakukan selain protokol kesehatan. Agar jangan rumah sakit, tenaga kesehatan jadi kolaps adalah dengan menurunkan jumlah kasus," lanjut dia.

Baca juga: Tenaga Kesehatan di Nigeria Mogok Kerja, Tuntut APD dan Tunjangan Tangani Covid-19

Ia mengatakan, cara menekan agar kasus Covid-19 tak bertambah terus menerus adalah dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Termasuk juga meningkatkan imunitas dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, tidak merokok, serta multivitamin.

"Tingkatkan imunitas dan (terapkan) protokol kesehatan," kata dia.

Selain itu, apabila bergejala Covid-19, kata dia, maka harus dikenali tanda-tanda hypoxia atau kurangnya oksigen dalam darah.

Baca juga: Perekrutan Tenaga Kesehatan di Jakarta: Terima Gaji hingga Pendampingan Psikologis

Sebab, kata dia, apabila gejala Covid-19 yang terlanjut berat dengan mengalami happy hypoxia akan sulit sehingga menimbulkan banyak komplikasi.

"Kalau bergejala Covid-19 kenali tanda-tanda hypoxia. Kalau terlanjur berat (gejala Covid-19) akan susah banyak komplikasi," ucap Erlina.

Sebelumnya diberitakan bahwa rumah sakit rujukan Covid-19, khususnya di Jakarta diproyeksikan penuh pada pertengahan September atau awal Oktober jika kasus Covid-19 terus bertambah.

Hal itu pula yang membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mengetatkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca juga: Masyarakat Diminta Tak Ramai-ramai Beli Pulse Oximeter akibat Heboh Happy Hypoxia

Tak hanya Jakarta, Kota Depok yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Barat pun mengalami hal serupa.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengumumkan bahwa kapasitas rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di wilayahnya sudah hampir penuh.

Bahkan, ia menggarisbawahi bahwa ketersediaan ICU dan HCU sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 bergejala berat yang sudah habis di Depok.

"Kami hitung seluruh rumah sakit. Ada 9 rumah sakit rujukan di Depok, itu kapasitasnya kalau yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) ringan terisi 63 persen, yang (bergejala) sedang terisi 81 persen," ujar Idris kepada wartawan pada Senin (14/9/2020).

"Yang (untuk pasien Covid-19 bergejala) berat memang sudah 100 persen. Itu yang ICU dan perlu oksigen segala macam," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat hingga 16 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com