Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Bicara soal Kepala Daerah di Sumut yang Banyak Terjerat Kasus Korupsi

Kompas.com - 11/08/2020, 15:24 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti banyaknya kepala daerah di Sumatera Utara yang terjerat kasus tindak pidana korupsi.

Dia mengingatkan agar jangan sampai paslon kepala daerah yang diusung PDI-P juga ikut-ikutan dalam pusaran korupsi.

"Coba, seperti Sumatera Utara. Coba itu tadi satu rengreng banyak sekali. Tolong dipikir, tolong diingat berapa gubernur yang kena, berapa wali kota yang kena. Semuanya urusannya adalah masalah hukum. Coba saja dilihat, kalian pun akan ikut seperti itu?" kata Mega saat memberikan arahan kepada 75 paslon usungan PDI-P, Selasa (11/8/2020).

Mega meminta agar para kepala daerah yang nantinya terpilih tidak terlena dengan jabatan.

Baca juga: Megawati ke Bakal Calon Kepala Daerah Usungan PDI-P: Korupsi Tidak Bisa Disembunyikan

Ia mengatakan, partai politik memang tidak memiliki wewenang untuk menghukum kepala daerah yang bermasalah.

Hal ini berbeda dengan kader di bangku legislatif, yaitu DPR/DPRD, yang dapat diganti melalui penggantian antarwaktu (PAW).

"Kalian yang akan saya beri rekomendasi ini itu akan eksekutif. Di eksekutif, tidak ada, kalian boleh saja senang, tidak ada yang namanya sanksi. Jadi kalau itu saya sendiri suka jengkel. Kalau di struktur ada sanksi, di legislatif ada sanksi, kita bisa ganti dengan PAW. Tetapi eksekutif tidak. Ini kalau yang ada pikiran jelek, sudah senang, 'wah rupanya kita enggak bisa nih diberikan sebuah sanksi'," ujarnya.

Kendati demikian, Mega menegaskan agar kader yang duduk di bangku eksekutif tidak bermain-main dengan hukum.

Baca juga: 75 Paslon Pilkada yang Diusung PDI-P, Termasuk Menantu Jokowi dan Keponakan Prabowo

Meski institusi partai tidak bisa memberikan sanksi, tetapi penegakkan hukum negara akan berproses seandainya ada pelanggaran hukum di kemudian hari.

Ia pun mengingatkan bahwa tiap pemimpin harus memiliki jiwa perjuangan dan tanggung jawab.

Menurut Mega, dua hal itu yang selalu dicari dari sosok calon kepala daerah yang diusung PDI-P.

"Saya berupaya sekali mencari sosok yang punya fighting spirit, yang berani bertanggung jawab. Sosok yang tidak mudah menyerah di dalam menghadapi ujian dan tantangan," kata Mega.

Baca juga: PDI-P Resmi Usung Ponakan Prabowo di Pilkada Tangsel

Apalagi, kata Mega, kepala daerah terpilih nantinya bakal memiliki pekerjaan rumah (PR) terkait dampak akibat pandemi Covid-19.

Mega mengatakan, seorang pemimpin harus mampu memberikan arahan bagi rakyatnya. Ia menegaskan, keselamatan rakyat merupakan tanggung jawab pemimpin.

"Bisakah kalian mantap, bagaimana yang namanya menantang Covid-19 ini. Rakyat ini perlu panduan, perlu arahan, perlu pengayoman. Jadi, apa? Kalian yang memutuskan baik tidaknya daerah kalian itu," tuturnya.

"Jadi coba pikir, bagaimana caranya, bagaimana rakyat mau berdisiplin, menjaga kesehatannya. Itu tanggung jawab kalian. Bukannya lalu marah kepada masyarakat. Itu tanggung jawab kalian untuk mengatakan bahwa kalian itu harus menjaga diri sendiri," ujar Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com