Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eva Kusuma Sundari
Ketua Kaukus Pancasila

Ketua Kaukus Pancasila, Koordinator Institut Sarinah

Perempuan dalam Pingitan Pandemi Corona

Kompas.com - 23/04/2020, 18:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tahun ini, para perempuan bertambah sibuk. Mereka juga harus menghadapi tambahan tekanan pandemi virus corona (Covid-19), karena semua aktivitas kehidupan jadi dipusatkan di rumah.

Semua anggota keluarga dipingit corona. Perempuan sebagai CEO rumah tangga—bukan kepala keluarga—menjadi makin terkuras energi sejak ada kebijakan #diRumahAja.

Pandemi mengubah hampir segala aspek kehidupan mulai pendidikan, bisnis, agama, hingga “rumah sakit” yang beralih ke dalam rumah.

Banyak ibu dan istri harus masak berkali-kali dalam sehari untuk suami dan anak-anak, bahkan ketika yang diladeni sibuk dengan gadget masing-masing sepanjang hari.

Rumah menjadi layaknya war room untuk para suami pebisnis karena pandemi bikin krisis kesehatan sekaligus ekonomi.

Rumah berubah jadi kelas sekolah, masjid, bahkan klinik untuk merawat orang sakit baik jiwa maupun raga. Multitasking perempuan bertambah seperti deret ukur dalam dua bulan ini.

Peran tak sebanding perlakuan

Sedihnya, data menunjukkan perempuan justru menjadi semakin rentan sebagai sasaran kekerasan anggota keluarga.

Data UNIFEM (2020) menunjukkan, ada kenaikan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di banyak negara sampai 30-50 persen selama pandemi ini.

Baca juga: Kisah Penyintas KDRT: Mereka yang Terhempas dan Bangkit

 

Koalisi Perempuan Indonesia (KPAI) dan juga Kapal Perempuan menemukan gejala yang sama di wilayah dampingan masing-masing.

BKKBN mengindikasikan pula adanya kenaikan kehamilan para istri selama pandemi sebagai akibat para relawan KB yang tidak lagi turun lapangan untuk memberikan pelayanan.

Lalu, singkatnya, selain peran reproduksi dan produksi yang meningkat selama pandemi, peran komunitas juga meningkat meski lagi dalam isolasi atau pingitan. Kok bisa?

Dengan alasan kerja di rumah (work from home), ternyata pelayanan-pelayanan khusus untuk perempuan ikut tutup.

Pelayanan yang tutup itu termasuk unit pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (UPT P2TP2A), panti lansia, rumah aman, bahkan beberapa ruang pelayanan khusus (RPK) perempuan dan anak. 

Walau sedang butuh perhatian, para perempuan harus memberikan pelayanan kepada sesama perempuan.

Kemudian, di kalangan keluarga miskin disinyalir terjadi kenaikan praktik perkawinan anak di bawah tangan dengan alasan ekonomi, termasuk karena orang tua terjerat utang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com