JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ravio Putra dikabarkan telah ditangkap polisi atas dugaan penyebaran pesan provokatif via WhatsApp.
Ketua YLBHI Asfinawati mengungkapkan, Ravio merupakan seorang peneliti independen yang terlibat secara intensif dalam Open Government Partnership (OGP) di Indonesia.
OGP adalah inisiatif internasional di mana Indonesia duduk sebagai steering committee.
"Ravio adalah penulis laporan tentang capaian Open Government di Indonesia tahun 2016-2017 (terlampir). Laporan ini (disebut IRM-Independent Reporting Mechanism) mengevaluasi pelaksanaan keterbukaan pemerintah di Indonesia," kata Asfinawati, Kamis (23/4/2020).
Asfinawati menuturkan, laporan riset yang dikerjakan Ravio itu sangat membantu untuk mengetahui capaian-capaian rencana aksi Open Government Indonesia (OGI).
Laporan itu, lanjut Asfin, juga digunakan untuk bahan penyusunan rencana aksi OGI baik bagi pemerintah Indonesia dan organisasi masyarakat sipil.
Baca juga: Aktivis Ravio Putra Disebut Ditangkap Polisi Setelah Akun WhatsApp-nya Diretas
Asfinawati menambahkan, saat ini Ravio bekerja di Westminster Foundation for Democracy, yaitu salah satu mitra Open Parliament Indonesia dalam menyusun peta jalan (roadmap) keterbukaan parlemen.
"DPR RI sudah mendeklarasikan bergabung dengan Open Parliament dan memulai Open Parliament Indonesia pada bulan Agustus 2018," ujar Asfinawati.
Dalam rilis pers yang disampaikan Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus, disebutkan bahwa Ravio juga sempat mengkritik Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar yang diduga kuat terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua.
Ia juga sempat menuliskan kritiknya tentang penanganan Covid-19 di Tirto.id.
Kritik tersebut berkaitan dengan apa yang selama ini dikerjakan Ravio Patra, yaitu mendorong Indonesia untuk lebih transparan dan terbuka terutama karena tiga tahun terakhir.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Ravio juga sempat mengungkapkan kejanggalan Kartu Prakerja.
Sebab, berdasarkan pernyataan CEO Ruangguru Adamas Belva Syah diketahui bahwa seleksi dilakukan akhir 2019. Padahal, regulasi terkait Kartu Prakerja serta mitra pelatihan baru ada pada 2020.
Baca juga: Perjalanan Belva sebagai Stafsus Milenial hingga Kejanggalan Kartu Prakerja...
Diberitakan sebelumnya, akun WhatsApp Ravio dikabarkan telah diretas sebelum Ravio ditangkap. Kabar penangkapan Ravio dibenarkan Direktur Eksekutif Safenet, Damar Juniarto.
"Tidak tahu siapa yang menangkap, sekarang RP (Ravio Putra) ada di PMJ (Polda Metro Jaya)," kata Damar saat dikonfirmasi,
Damar menduga, penangkapan Ravio berkaitan dengan pesan berantai yang dikirim melalui nomor WhatsApp milik Ravio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.