Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemendes PDTT akan Bangun Industri Cangkul di Gampong Pande, Aceh Utara

Kompas.com - 16/03/2020, 18:18 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo sempat gelisah karena alat pertanian berupa cangkul ternyata masih banyak didatangkan dari luar negeri.

“Padahal, kita punya orang-orang hebat yang bisa membuat dan memproduksi cangkul,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigarsi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/3/2020).

Pernyataan itu ia sampaikan saat kunjungan kerja ke Gampong Pande, Kecamatan Pasir, Aceh Utara, Minggu (15/4/2020).

Baca juga: Kemendes PDTT Butuh Dukungan Banyak Pihak untuk Bangun Desa

Gus Menteri (sapaan akrab Mendes PDTT) pun kagum dengan keterampilan warga Gampong Pande dalam membuat beragam peralatan berbahan besi, khususnya cangkul.

"Bahkan, industri kecil usaha kerajinan alat pertanian di Gampong Pande ini sangat membantu perekonomian warga," imbuh dia.

Bangun industri cangkul

Kemendes PDTT pun akan membentuk tim untuk miningkatkan produksi bagi industri kecil atau perajin cangkul di Gampong Pande, agar perekonomian warga terus meningkat dan sejahtera.

“Kami upayakan industri cangkul di Gampong Pande ini pendekatannya dengan Teknologi Tepat Guna (TTG). Bukan pabrikan besar,” ujar Gus Menteri.

Menurut dia pabrikan besar akan membuat keterampilan warga tidak terpakai lagi karena akan ada alat atau mesin cetak produk cangkul.

“Kami akan bangun industri, tetapi bukan industri besar dan tidak manual. Ada manualnya, tetapi teknologi ditingkatkan dengan pendekatan TTG, supaya produksinya cepat dan meningkat," ujar Gus Menteri.

Baca juga: Ini Tantangan Berat Kemendes PDTT dalam 5 Tahun ke Depan

Upaya tersebut dilatarbelakangi harga cangkul lokal yang kalah bersaing dengan produk impor. Selain itu, para perajin cangkul mengaku sulit mendapat bahan baku, sehingga susah meningkatkan produksi.

"Oleh karena itu, kami akan cari solusi bagaimana produksinya meningkat dan harganya tidak kalah bersaing dengan produk cangkul impor. Produksi tidak meningkat disebabkan masih skala kecil dan harga kalah bersaing karena bahan baku yang sulit dicari," ujar Gus Menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com