Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Bertemu Warga Natuna untuk Ucapkan Terima Kasih

Kompas.com - 13/02/2020, 19:18 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan warga Natuna, Kepulauan Riau. Rencananya pertemuan diadakan usai pemulangan 237 warga yang diobservasi di Natuna.

Mereka ialah WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China akibat menyebarnya virus corona di sana.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, pertemuan diadakan untuk menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung kepada masyarakat Natuna yang telah menerima dengan hangat 237 warga yang diobservasi.

Baca juga: WNI yang Diobservasi di Natuna Paling Banyak asal Jawa Timur

"Pak Menko (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) bersama dengan tim nanti, akan memberikan sejumlah ucapan terima kasih kepada warga masyarakat di Natuna yang secara ikhlas telah menyambut dengan baik kedatangan saudara-saudara kita," kata Doni di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (13/2/2020).

"Sehingga malam itu, tanggal 15 (Februari) malam, ada pertemuan ada silaturahmi," lanjut Doni.

Ia menambahkan, dalam pertemuan tersebut nantinya pemerintah sekaligus menyampaikan segala sesuatu terkait kegiatan observasi terkait virus corona di pangkalan militer di Natuna.

Dengan demikian, pemerintah berharap masyarakat Natuna mendapat informasi secara utuh mengenai kegiatan observasi. Sehingga mereka terhindar dari hoaks dan Natuna terhindar dari gejolak sosial.

"Termasuk juga mungkin ada sejumlah harapan-harapan yang nantinya akan disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah," lanjut dia.

WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, yang kini diobservasi di Natuna akibat virus corona, akan dipulangkan ke keluarganya pada Sabtu 15 Februari. Mereka akan diberangkatkan dari Natuna pada pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Kemenkes Sebut 238 Warga yang Akan Dipulangkan dari Natuna dalam Kondisi Sehat

Doni menambahkan pemerintah menyediakan rentang waktu sejam sebelum pemberangkatan untuk memeriksa kondisi akhir 237 WNI dan 1 WNA yang diobservasi di Natuna selama 14 hari. Hal tersebut merupakan protokol standar yang diwajibkan World Health Organization (WHO).

Rencananya, mereka yang dinyatakan dalam pemeriksaan akhir itu akan diberangkatkan dari Lapangan Udara Raden Sadjad Natuna ke Lapangan Udara Halim Perdanakusuma menggunakan empat pesawat milik TNI.

Setelah itu, mereka akan dipulangkan ke daerah masing-masing. Doni mengatakan, pemerintah melalui BNPB telah menyediakan tiket pulang untuk mereka.

Sementara itu mereka yang hendak menginap semalam di Jakarta juga difasilitasi pemerintah untuk akomodasi dan transportasinya.

Baca juga: Pasca-observasi, Ini Rangkaian Pemulangan 238 Warga dari Natuna

"Kemudian mereka nanti akan diatur oleh perwakilan dari tiap-tiap daerah untuk penjemputannya di Lanud Halim Perdanakusuma. Setelah tiba, kemudian apabila nanti ada yang ingin kembali pada hari itu juga, maka pemerinrah telah menyiapkan tiket pesawat," ujar Doni.

"Sudah (koordinasi) dengan Kemendagri dan sebagainya. Jadi hari ini juga dengan Kemendagri pemerintah perwakilannya atau penghubungnya sedang dikumpulkan bahkan ada grup dengan dinas-dinas kabupaten setempat menyiapkan diri," lanjut Doni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com