Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Ombudsman Produk Reformasi, Bukan untuk Musuhi Pemerintah

Kompas.com - 27/11/2019, 17:26 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko-Polhukam), Mahfud MD, mengatakan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) merupakan lembaga yang didirikan setelah masa reformasi.

Ombudsman adalah salah satu produk reformasi untuk membangun birokrasi yang lebih baik.

"Ombudsman merupakan salah satu anak kandung reformasi. Untuk membangun pemerintahan yang baik, setelah kita tahu birokrasi pada zaman Orde Baru harus kita reformasi karena koruptif," ujar Mahfud di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Cerita Mahfud MD yang Sedih Banyak Lembaga Pemerintah Abaikan Rekomendasi Ombudsman

Ombudsman merupakan salah satu lembaga yang dibentuk untuk mengarahkan jalannya pemerintahan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Berdasarkan catatan saya, baik sebagai orang yang aktif di pemerintahan, di pengadilan, juga akademisi dan pegiat lemnaga swadaya masyarakat (LSM) dalam belasan tahun atau dalam sekian tahun berdirinya, Ombudsman ini belum efektif," lanjut Mahfud.

Indikasinya, kata dia, banyak instansi pemerintah dan lembaga yang masih mengabaikan rekomendasi dari Ombudsman.

"Padahal, Ombudsman ini dibentuk oleh negara untuk membantu pemerintah dan membantu rakyat. Bukan untuk memusuhi pemerintah. Saat ini masih ada saja orang yang menyepelekan Ombudsman, " tegasnya.

"Ombudsman itu dulu dibentuk agar kalau ada rakyat tidak mampu menjangkau pemerintah dan pejabat karena birokrasi yang berbelit-belit, padahal hak-haknya dilanggar, dia bisa minta bantuan dan lapor ke Ombudsman. Ombudsman itu lah yang nanti memberikan jalan penyelesaian yang sifatnya bukan peradilan, tapi rekomendasi penyelesaian yang obyektif," lanjut Mahfud.

Oleh karena itu, kata Mahfud, Ombudsman harus dipandang sebagai suatu institusi bentukan pemerintah yang ingin membantu pemerintah.

"Ketika pemerintah ada kesenjangan dengan rakyat, baik terlalu sibuk, atau mungkin terlalu koruptif sistemnya, lalu di sini ada Ombudsman. Kalau kamu enggak bisa langsung ke pemerintah lapor ke Ombudsman. Ombudsman yang akan menyampaikan ke pemerintah dan akan ikut meluruskan, " tutur Mahfud.

Baca juga: Terima Banyak Aduan Warga, Ombudsman Soroti Lemahnya Pengawasan Revitalisasi Trotoar di DKI

Dia pun mengungkapkan pengalamannya saat berkunjung ke Polandia, yang mana Ketua Ombudsman negara itu duduk sejajar dengan Ketua MK, Ketua KY, Perdana Menteri dan Presiden di dalam suatu acara.

"Untuk apa ? (kondisi seperti ini). Agar turut memberi tahu pelanggaran apa yang dilakukan pemerintah. Mereka (Ombudsman Polandia) berwibawa di sana," tambah Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekayaan Miliaran Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Kekayaan Miliaran Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Nasional
LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus 'Justice Collaborator'

LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus "Justice Collaborator"

Nasional
Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Nasional
Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Nasional
Ngadu ke DPR Gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Ngadu ke DPR Gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Nasional
Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Nasional
Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nasional
TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

Nasional
Ketua KPK Mengaku Tak Tahu Menahu Masalah Etik Nurul Ghufron dengan Pihak Kementan

Ketua KPK Mengaku Tak Tahu Menahu Masalah Etik Nurul Ghufron dengan Pihak Kementan

Nasional
Suara Tepuk Tangan Penuhi Ruang Sidang Tipikor Saat JK Sebut Semua BUMN Harus Dihukum

Suara Tepuk Tangan Penuhi Ruang Sidang Tipikor Saat JK Sebut Semua BUMN Harus Dihukum

Nasional
KPK Geledah Rumah Adik SYL di Makassar

KPK Geledah Rumah Adik SYL di Makassar

Nasional
Prabowo Mau Wujudkan Bahan Bakar B100, Menteri ESDM: Perlu Penelitian, Kita Baru B35

Prabowo Mau Wujudkan Bahan Bakar B100, Menteri ESDM: Perlu Penelitian, Kita Baru B35

Nasional
Kelakar Airlangga Saat Ditanya soal Duet Khofifah-Emil pada Pilkada Jatim...

Kelakar Airlangga Saat Ditanya soal Duet Khofifah-Emil pada Pilkada Jatim...

Nasional
Resmikan Media Center Kementerian KP, Menteri Trenggono: Disiapkan sebagai Bentuk Keterbukaan Informasi

Resmikan Media Center Kementerian KP, Menteri Trenggono: Disiapkan sebagai Bentuk Keterbukaan Informasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com