JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo buka-bukaan soal alasannya memilih sejumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Sehari setelah pelantikan menteri, Jokowi pada Rabu (23/10/2019) mengundang wartawan ke Istana Merdeka untuk berdiskusi soal kabinet barunya.
Ia pun mempersilahkan para pewarta yang biasa meliput di lingkup Istana Kepresidenan untuk bertanya apa saja yang terkait dengan kabinet.
Berikut jawaban Jokowi terkait alasannya memilih sejumlah menteri, dari masuknya sang rival Prabowo Subianto sampai Pendiri Gojek Nadiem Makarim yang ditempatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
1. Menhan Prabowo
Presiden Jokowi mengatakan, alasannya memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto karena ingin menerapkan demokrasi gotong royong.
Jokowi menjelaskan, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong.
Oleh karena itu, Jokowi tidak masalah rivalnya pada Pilpres 2014 dan 2019 itu masuk kabinet dan menjadi Menteri Pertahanan.
Baca juga: Presiden Jokowi Ungkap Alasan Pilih Prabowo sebagai Menhan
Selain Prabowo, ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo yang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
"Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, kenapa tidak," kata dia.
Jokowi menyebut, Indonesia memang masih menuju sebuah proses demokrasi bernegara.
Namun, ia melihat proses tersebut sudah menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan.
Lalu, kenapa pos Menhan yang diberikan ke Prabowo? Jokowi mengaku mempertimbangkan rekam jejak Prabowo selama berkarier di TNI.
"Ya memang pengalaman beliau besar, beliau ada di situ," kata dia.
2. Menag Fachrul Razi
Presiden Jokowi memilih Fachrul Razi sebagai Menteri Agama karena menilai bekas wakil Panglima TNI itu memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah radikalisme.
"Kita ingin yang berkaitan dengan radikalisme, yang berkaitan dengan intoleransi itu betul-betul konkret bisa dilakukan oleh Kemenag," kata Jokowi.
Baca juga: Ini Pertimbangan Jokowi Pilih Purnawirawan Jenderal TNI Jadi Menag
Selain itu, Jokowi juga berharap Fachrul mampu memperbaiki kualitas pelayanan haji. Jokowi juga menekankan, dalam sejarah, Menteri Agama sebelumnya juga pernah diisi dari kalangan TNI.
Namun, hal itu terjadi sebelum reformasi. Pada era Orde Baru, ada dua Menteri Agama yang berlatar belakang militer.