"Itu yang dititikberatkan. Artinya berkaitan dengan pola hidup sehat, pola makan sehat, bukan titik berat pada mengurusi yang sakit. Jadi membuat rakyat kita sehat," ujar dia.
6. Menkumham Yasonna Laoly
Jokowi menyebut penugasan kembali Yasonna pada periode keduanya justru salah satunya untuk memperbaiki RUU yang dianggap bermasalah pada periode pertama lalu.
Sebelumnya, Jokowi memang sempat memutuskan menunda pengesahan empat RUU yang sudah dibahas pemerintah dan DPR karena protes masyarakat.
Keempat RUU itu ialah RUU KUHP, RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, dan RUU Minerba.
Jokowi juga mempertimbangkan mencabut Undang-Undang KPK yang telah direvisi lewat peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
"Saya sudah tahu pak menteri ini lama, secara pribadi. Saya sampaikan dan saya tugasi untuk memperbaiki, mengoreksi apa-apa yang memang perlu diperbaiki," kata Jokowi.
Baca juga: Meski Sejumlah UU Kontroversial, Jokowi Kembali Pilih Yasonna Jadi Menkumham karena Ini...
Selain itu, Jokowi menyebut Yasonna sebagai Menkumham juga ke depan mempunyai tugas besar untuk menyusun UU Omnibus Law yang bisa menjadi solusi tumpang tindihnya peraturan.
"Itu pekerjaan besar. Bagaimana 74 UU bisa direvisi sekaligus sehingga bisa memperbaiki pelayanan-pekayanan publik yang ada, pelayanan-pelayanan pada dunia usaha yang ada sehingga betu betul tercipta lapangan kerja itu kongkrit dan bisa kita lakukan," kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi berharap Yasonna terus melanjutkan perbaikan tata kelola lembaga pemasyarakatan.
7. Mendikbud Nadiem Makarim
Jokowi menjawab pertanyaan banyak pihak yang tak menyangka Nadiem sebagai pendiri perusahaan startup Gojek akan menjadi Mendikbud.
Jokowi menilai, latar belakang Nadiem yang mendirikan perusahaan berbasis teknologi inovasi seperti Gojek justru menjadi modal tersendiri.
Baca juga: Jokowi Jelaskan Alasan Pilih Nadiem Makarim Jadi Mendikbud
Ia meyakini sosok Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar pendidikan yang sama bagi 300.000 sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," kata Jokowi.
"Oleh sebab itu, dipilih Mas Nadiem Makarim," kata dia lagi.
Jokowi juga mengatakan bahwa Nadiem telah bercerita banyak hal kepadanya tentang apa-apa saja yang dikerjakan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Ada peluang besar, ada terobosan besar untuk melakukan itu. Itu kira-kira kurang lebihnya," ucap Jokowi.