JAKARTA, KOMPAS.com - Lima anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2019-2024 telah dilantik.
Pelantikan mereka dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Muhammad Hatta Ali di Gedung MA, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019) pagi.
Komposisi kelima orang tersebut menarik disimak karena rupanya hanya seorang yang berasal dari internal BPK sendiri.
Sisanya? Dari partai politik.
Baca juga: Mengenal Pius Lustrilanang, Pernah Dipecat dari PDI-P hingga Menjadi Pimpinan BPK
Pius Lustrilanang misalnya. Ia mengawali karier politiknya dari jalur aktivis. Tepatnya pada era Orde Baru.
Kerap melontarkan kritik pedas kepada penguasa, Pius pernah menjadi korban penculikan pada tahun 1998.
Beberapa tahun kemudian, Pius sempat singgah di PDI Perjuangan. Namun dipecat sebagai kader banteng lantaran dinilai membangkang AD/ART.
Tiga tahun kemudian, Pius pun merapat ke Partai Gerindra.
Ia sempat mencicipi beberapa jabatan. Antara lain Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR dari Fraksi Gerindra dan Ketua Bidang Koordinasi dan Pembinaan Organisasi Sayap Partai.
Sebagai anggota baru BPK, Pius mendapatkan suara terbanyak, yakni 43 suara.
Achsanul Qosasi juga demikian. Tahun 2004, ia adalah salah satu Ketua DPP Partai Demokrat.
Baca juga: MA Lantik Lima Anggota BPK Periode 2019-2024
Setelah terpilih sebagai anggota BPK periode 2014-2019, ia pamit undur diri dari partai kepada sang ketua umum, Susilo Bambang Yudhoyono.
Anggota BPK lain yang juga berlatar belakang partai politik, yakni Daniel Lumban Tobing. Ia merupakan mantan calon legislatif dari PDI Perjuangan pada Pileg 2019.
Ada pula Harry Azhar Azis yang juga mantan wakil rakyat dari Partai Golkar. Bahkan Harry sudah bergabung ke partai berlambang beringin itu sejak tahun 2001.
Dari kelima nama anggota BPK periode 2019-2024, hanya satu nama yang rekam jejak kariernya berasal dari internal BPK, yaitu Hendra Susanto.