Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Buatan Dinilai Berhasil Atasi Karhutla Kalimantan dan Sumatera

Kompas.com - 25/09/2019, 07:44 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu-satunya cara untuk dapat menghilangkan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah hujan, baik secara alami maupun buatan.

Kondisi cuaca yang masih musim kemarau mengharuskan hujan buatan dilakukan untuk dapat mengatasi karhutla yang masih terjadi.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) belakangan akhirnya telah berhasil menurunkan hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Baca juga: Wiranto Sebut Karhutla Bisa Selesai kalau Hujan Turun

Melihat banyaknya potensi bibit awan hujan, BPPT menaburkan kapur tohor aktif pada awan-awan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Hasilnya, hujan buatan sukses mengurangi sebaran titik api di wilayah-wilayah tersebut.

BPPT menyebutkan, pihaknya sudah menurunkan hujan buatan sebanyak 70 juta meter kubik di wilayah Kalimantan Barat untuk menghalau asap akibat karhutla.

Baca juga: Bibit Hujan di Sumatera-Kalimantan Muncul, 5 Pesawat Hujan Buatan Dikerahkan

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, hujan buatan telah turun di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera dari hasil pengerjaan terhadap awan-awan oleh dua pesawat yang dilakukan BPPT, yakni pesawat Casa 212-200 dan CN 295.

"Hasilnya, dalam beberapa hari terakhir, Kalimantan Barat sudah hujan dengan intensitas cukup merata dan signifikan. Besaran angka hujannya sekitar 70 juta meter kubik," kata Seto dalam jumpa pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).

Tri Handoko Seto saat memberikan keterangan pers tentang karhutla di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Tri Handoko Seto saat memberikan keterangan pers tentang karhutla di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).

Selain itu, kata dia, wilayah Kalimantan Tengah, tepatnya Palangkaraya juga sudah terjadi hujan sejak Jumat (20/9/2019) lalu di daerah Pulang Pisau meski tak sebanyak dan semerata di Kalimantan Barat.

Baca juga: BPPT Sebut Hujan Buatan di Kalbar Signifikan Kurangi Asap

Di Kalimantan Tengah, hujan buatan yang turun baru sebanyak 15 juta meter kubik.

Jumlah tersebut, dikatakannya belum mampu meredam kepekatan asap yang terjadi akibat karhutla secara signifikan.

Sementara di Riau, kata dia, saat ini sudah terjadi hujan yang intensitasnya lebih sedikit dari Kalimantan Barat tetapi lebih banyak dari Kalimantan Tengah.

"Yaitu 30 juta meter kubik. Dalam beberapa hari terakhir juga Jambi sudah hunan dan hari ini Palembang sudah hujan," kata dia.

Asap Pekat Hanya Sampai September

BPPT memprediksi, asap-asap akibat karhutla bisa berkurang sampai akhir September ini. Hal tersebut merupakan bukti efektifnya hujan buatan yang dilakukan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com