Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu, Kapolri dan Panglima TNI Direncanakan Berangkat ke Papua

Kompas.com - 25/09/2019, 06:22 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto direncanakan mengunjungi Papua pada Rabu (25/9/2019).

"Besok beliau (Kapolri) bersama Panglima TNI ke Papua lagi bersama Kabid Humas," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika dihubungi, Selasa (24/9/2019).

Namun, ia belum memiliki informasi lebih lanjut mengenai durasi Tito dan Hadi berkunjung ke Papua.

Baca juga: Kapolri Sebut Kerusuhan di Wamena Didesain untuk Tarik Perhatian PBB

Sebelumnya, sempat terjadi kerusuhan di Kota Wamena, Papua, dan di Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).

Hingga Selasa (24/9/2019) malam, jumlah korban kerusuhan di Wamena telah mencapai 28 orang yang ditemukan dalam keadaan tewas.

Para korban kerusuhan di Wamena yang tewas rata-rata mengalami luka bacok, luka bakar, tusukan dan luka akibat terkena benda tumpul.

Baca juga: Kapolri Akui Rusuh Wamena Disulut Salah Paham, Keras Jadi Kera

Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan Wamena. Namun, kepolisian telah mengamankan beberapa orang yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.

"6 sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, di Jayapura, Selasa.

Sementara itu, polisi telah menetapkan 7 tersangka terkait kerusuhan di Jayapura.

Dari jumlah tersebut, 5 orang yang merupakan mahasiswa eksodus disangkakan kasus penganiayaan kepada rekan TNI dan anggota Brimob yang sedang melakukan pengamanan.

Baca juga: Kapolri: 26 Orang Meninggal Dunia akibat Kerusuhan di Wamena

Kemudian, 2 tersangka lainnya, AA dan AD, merupakan anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Keduanya dijerat dengan pasal makar.

Akibat kerusuhan di Jayapura, 1 anggota TNI gugur akibat luka bacok dan serangan benda tumpul. Tercatat pula 6 anggota Brimob luka parah.

Selain itu, 3 mahasiswa Papua yang sedang pulang kampung sebagai peserta aksi, meninggal. Dugaan sementara polisi, ketiganya meninggal akibat peluru karet.

Kompas TV Pemerintah dinilai lalai mencegah kebakaran hutan dan lahan dan telanjur sulit dikendalikan. Kabut asap yang menjadi dampak kebakaran saat ini mencapai taraf membahayakan kesehatan. Pemerintah provinsi pun dianggap tidak peduli dengan kebakaran yang terjadi di wilayahnya. Ratusan mahasiswa di Pekanbaru Riau berunjuk rasa menuntut gubernur serius menangani bencana akibat ulah manusia ini.<br /> Ratusan mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kantor gubernur Riau ini terlibat kericuhan saat mereka meminta Syamsuar sebagai gubernur Riau untuk turun menemui mereka. Namun polisi tak mengizinkan mereka.<br /> <br /> Sebelumnya para mahasiswa menuntut agar kebakaran hutan segera ditangani kepala daerah dan polisi. Mahasiswa juga menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolda Riau yang dianggap tidak mampu bergerak menangani bencana buatan manusia ini secara hukum.<br /> <br /> Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ada 73 titik panas. Di antaranya 45 merupakan titik api di 8 kabupaten dan kota. Sudah lebih dari sebulan bencana kabut asap menyelimuti beberapa kota di wilyah pulau Sumatera dan Kalimantan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut sudah lebih dari 238 ribu hektar lahan terbakar hingga saat ini. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo menyebut salah satu hambatan dari penanganan kabut asap karena kepala daerah kurang memiliki kepedulian terhadap kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya. Padahal Presiden Jokowi pernah berjanji akan mencopot pejabat daerah yang dinilai tak dapat mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.<br /> <br /> Namun Presiden Jokowi masih belum menyatakan ketegasannya terkait sanksi kepada kepala daerah yang dianggap lalai mencegah kebakaran hutan dan lahan di daerahnya. Pertanyaan wartawan yang dilayangkan terkait sanksi ini di Lapangan Udara Rusmin Nuryadin Pekanbaru Riau usai mengikuti shalat istisqo atau shalat meminta hujan presiden tidak memberikan jawaban.<br /> <br /> Presiden hanya menyatakan penanganan secara hukum sudah dilakukan bagi para pelaku yang diduga membakar hutan dan lahan. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga 16 September 2019, 6 provinsi dinyatakan berstatus siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. 6 provinsi itu berada di Sumatera dan Kalimantan.<br /> <br /> Enam provinsi itu adalah Riau dengan luas lahan terbakar 49.266 hektar Jambi 11.022 hektar Sumatera Selatan mencapai 11826 hektar Kalimantan Barat luas lahan yang terbakar mencapai 25.900 hektar. Luasan lahan yang terbakar di Kalimantan Tengah mencapai 44.769 hektar serta hutan dan lahan yang terbakar di Kalimantan Selatan mencapai 19.490 hektar.<br /> Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan kebakaran berdampak timbulnya asap pekat pada level tidak sehat hingga berbahaya. Kabut asap memicu gangguan kesehatan bagi ratusan ribu warga yang tinggal di 6 provinsi yang terdampak kebakaran. Kota Palembang menjadi daerah terdampak kabut asap dengan jumlah warga menderita infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA tertinggi mencapai 76.236 orang. Jumlah penderita ISPA di kota Palangkaraya mencapai 11.758 orang di kabupaten Banjar Baru penderita ISPA mencapai 10.364 orang. Sementara di provinsi Jambi penderita ISPA mencapai 15.047 orang di provinsi Riau mencapai 15.346 orang dan provinsi Kalimantan Barat 15.468 orang.<br /> <br /> Selain membahayakan jiwa kabut asap yang tidak tertangani juga akan sangat berdampak terhadap dunia penerbangan. Maskapai banyak yang harus menjadwal ulang hingga membatalkan penerbangan akibat langit tertutup kabut asap. Belum lagi kerugian lingkungan yang mencapai ratusan triliun akibat lalainya pencegahan terhadap kebakaran hutan dan lahan. #kabutasap #demokebakaran #kebakaranhutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com