JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah lelaki berbaju kuning tampak menikmati penganan sembari bercakap-cakap di Prambanan Restaurant yang berada di lantai dasar Hotel Kartika Chandra, Rabu petang (31/7/2019).
Hari itu, para Pimpinan Daerah Kolektif (PDK) Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957, organisasi sayap Partai Golkar, menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) V.
Sebelum maghrib, ada beberapa point yang diputuskan dalam Muspimnas. Satu di antaranya soal dukungan calon Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.
Sekitar pukul 20.00 WIB, mobil yang membawa Wakil Presiden Jusuf Kalla berhenti di teras ballroom hotel itu.
Ketua Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Agung Laksono dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyambut orang nomor dua di Indonesia itu.
Saat berdiri di podium untuk berpidato, ingatan Kalla seperti kembali ke masa lampau. Sekitar 10 hingga 15 tahun lalu, JK sempat berjuang bersama Partai Golkar sebagai pimpinan.
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, JK maju sebagai calon wakil presiden tanpa partai. Seusai SBY-JK memenangi pilpres, Kalla terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar mulai Desember 2004.
Lima tahun kemudian, JK yang maju dari Partai Golkar menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto bertarung dalam Pilpres 2009. Sayangnya, JK-Wiranto kalah.
Nasib baik kembali membawanya ke pusat kekuasaan, JK yang mendampingi Joko Widodo memenangi Pilpres 2014.
“Saya wapres pertama tanpa partai, ha-ha-ha... Begitu ikut kedua kalinya untuk presiden, didukung Partai Golkar kalah malah, ha-ha-ha... Masuk lagi jadi wapres tanpa partai lagi, menang lagi kan,” tutur JK seperti tanpa beban.
Ia menegaskan, pasang surut dukungan Partai Golkar kepada dirinya merupakan pengalaman tak ternilai.
“Jadi tentu juga pengalaman yang baik. Bahwa yang penting bagi kita adalah upaya, kerja keras, kerja yang bermanfaat untuk semua orang,” lanjut dia.
Tuturan JK seolah menjadi pesan khusus untuk Airlangga Hartarto yang mendapat dukungan dari Kosgoro 1957 untuk kembali memimpin Partai Beringin.
Secara tersirat, JK seakan ingin mengingatkan Airlangga soal suksesi kepemimpinan Partai Golkar. Kerja keras dan langkah-langkah yang membawa dampak positif bagi banyak orang perlu dilakukan untuk dapat memenangi hati kader Golkar.
Ketua Kosgoro 1957 Agung Laksono memang getol mendukung Airlangga menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan digelar Desember 2019.