Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pertarungan Empat Purnama demi Kursi Golkar 1

Kompas.com - 29/08/2019, 14:28 WIB
Kurniasih Budi,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah lelaki berbaju kuning tampak menikmati penganan sembari bercakap-cakap di Prambanan Restaurant yang berada di lantai dasar Hotel Kartika Chandra, Rabu petang (31/7/2019).

Hari itu, para Pimpinan Daerah Kolektif (PDK) Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957, organisasi sayap Partai Golkar, menggelar Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) V.

Sebelum maghrib, ada beberapa point yang diputuskan dalam Muspimnas. Satu di antaranya soal dukungan calon Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.

Sekitar pukul 20.00 WIB, mobil yang membawa Wakil Presiden Jusuf Kalla berhenti di teras ballroom hotel itu.

Ketua Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Agung Laksono dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyambut orang nomor dua di Indonesia itu.

Saat berdiri di podium untuk berpidato, ingatan Kalla seperti kembali ke masa lampau. Sekitar 10 hingga 15 tahun lalu, JK sempat berjuang bersama Partai Golkar sebagai pimpinan.

Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, JK maju sebagai calon wakil presiden tanpa partai. Seusai SBY-JK memenangi pilpres, Kalla terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar mulai Desember 2004.

Lima tahun kemudian, JK yang maju dari Partai Golkar menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto bertarung dalam Pilpres 2009. Sayangnya, JK-Wiranto kalah.

Nasib baik kembali membawanya ke pusat kekuasaan, JK yang mendampingi Joko Widodo memenangi Pilpres 2014.

“Saya wapres pertama tanpa partai, ha-ha-ha... Begitu ikut kedua kalinya untuk presiden, didukung Partai Golkar kalah malah, ha-ha-ha... Masuk lagi jadi wapres tanpa partai lagi, menang lagi kan,” tutur JK seperti tanpa beban.

Ia menegaskan, pasang surut dukungan Partai Golkar kepada dirinya merupakan pengalaman tak ternilai.

“Jadi tentu juga pengalaman yang baik. Bahwa yang penting bagi kita adalah upaya, kerja keras, kerja yang bermanfaat untuk semua orang,” lanjut dia.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (15/7/2019)KOMPAS.com/Haryantipuspasari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (15/7/2019)

Tuturan JK seolah menjadi pesan khusus untuk Airlangga Hartarto yang mendapat dukungan dari Kosgoro 1957 untuk kembali memimpin Partai Beringin.

Secara tersirat, JK seakan ingin mengingatkan Airlangga soal suksesi kepemimpinan Partai Golkar. Kerja keras dan langkah-langkah yang membawa dampak positif bagi banyak orang perlu dilakukan untuk dapat memenangi hati kader Golkar.

Ketua Kosgoro 1957 Agung Laksono memang getol mendukung Airlangga menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang akan digelar Desember 2019.

Seluruh elemen Kosgoro 1957, dari Kelompok Pengusaha Kosgoro, Gerakan Perempuan Kosgoro, hingga Barisan Muda Kosgoro, diajak menjaga keberlangsungan kepemimpinan Airlangga.

Ketua PDK Kosgoro 1957 Maluku Utara Edy Langkara, yang mewakili peserta Muspimnas V, mendeklarasikan dukungan bagi Airlangga.

"Muspimnas Kosgoro 1957 menyatakan mencalonkan, mendukung, dan siap bekerja memenangi kader Kosgoro 1957 Saudara Haji Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa bakti 2019-2024," kata Edy, Rabu (31/7/2019).

Penantang 

Meski demikian, tak semua organisasi sayap Partai Golkar mendukung Airlangga. Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG) misalnya.

Organisasi itu memasang baliho dukungan untuk Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) di sekitar Mampang, Kuningan, dan Pejompongan, Jakarta. “Bamsoet for Golkar 1,” begitu tertulis di bagian bawah foto Bamsoet.

BPPG telah menggelar deklarasi dukungan untuk Bamsoet dilansir Tribunnews.com, Minggu (16/6/2019).

Inisiator BPPG Abdul Aziz menjelaskan, hasil perolehan suara Partai Golkar pada pemilu legislatif 2019 tidak memuaskan.

Golkar hanya meraih 17.229.789 suara atau 12,31 persen. Dengan capaian itu, Golkar hanya berada di peringkat ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.

Padahal, Golkar sempat menduduki peringkat kedua pada Pemilu 2014 dengan 18.432.312 suara atau 14,75 persen.

Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai (kemeja kuning muda, paling tengah) saat konferensi pers di restoran Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai (kemeja kuning muda, paling tengah) saat konferensi pers di restoran Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).

Azis yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) berpendapat, sudah saatnya Golkar dipimpin salah satu kader terbaik mengingat kinerja Airlangga yang tak optimal.

Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) pun menggadang-gadang Bambang Soesatyo sebagai calon ketua umum Golkar.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar Minggu (28/7/2019), SOKSI menyatakan dukungan untuk Bamsoet.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum SOKSI Bobby Suhardiman berpendapat Golkar harus segera melakukan perubahan demi mengembalikan Golkar sebagai partai pemenang pemilu.

Sementara itu, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) tampak tak bulat mufakat dalam mendukung Airlangga.

MKGR memang telah mendeklarasikan dukungan untuk Airlangga Hartarto di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Ketua Umum MKGR Roem Kono menegaskan, MKGR mengapresiasi kinerja Airlangga selama menjabat Ketua Umum Partai Golkar dilansir Tribunnews.com, Sabtu (13/7/2019).

Sebelum deklarasi MKGR digelar, Wakil Ketua Umum DPP MKGR Arman Amir justru mendukung Bamsoet maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Arman pun dicopot dari jabatannya di MKGR sebagai sanksi atas sikap politiknya.

Ketua DPR Bambang Soesatyo seusai menghadiri Rapat Paripurna ke-16 Masa Persidangan IV DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2019).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Ketua DPR Bambang Soesatyo seusai menghadiri Rapat Paripurna ke-16 Masa Persidangan IV DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2019).

MKGR sendiri merupakan organisasi sayap Partai Golkar yang memiliki hak suara dalam menentukan kemenangan calon ketua umum Golkar di samping Kosgoro dan SOKSI.

Sebagai penantang, Bambang punya peluang menang. Begitu juga, Airlangga selaku petahana punya modal politik yang cukup kuat.

Langkah-langkah strategis telah dijalankan Bambang lewat kepemimpinannya di lembaga legislatif. Airlangga yang menjabat Menteri Perindustrian pun terus mengibarkan kinerja positif.

Beberapa waktu lalu, Airlangga mengajak para pimpinan DPD Golkar sowan ke Presiden Joko Widodo. Seolah Airlangga meminta restu Istana untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024.

Airlangga pun melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh senior Partai Beringin, seperti Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Luhut Pandjaitan, dan Agung Laksono.

Namun, suara seluruh elemen Partai Golkar menjadi penentu siapa yang akan menduduki kursi Golkar 1.

Masih ada empat purnama untuk mengetahui siapa pemimpin Partai Golkar lima tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com