Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penggembokan Kantor DPP Golkar Versi AMPG...

Kompas.com - 26/08/2019, 17:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, digembok oleh massa yang disebut-sebut sebagai Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) pada Minggu (25/8/2019) dini hari.

Wakil Ketua Umum AMPG Nofel Saleh Hilabi menjelaskan alasan pihaknya menggembok kantor tersebut.

Kepada KOMPAS.com, Nofel menceritakan, kejadian tersebut bermula dari dilarangnya dia bersama kader AMPG lainnya masuk ketika datang ke kantor DPP Golkar, tiga hari sebelum penggembokan dilakukan.

Kedatangannya itu adalah untuk meninjau kantor DPP yang dilempar bom molotov dan informasi adanya oknum mengatasnamakan AMPG serta Partai Golkar.

"Makanya saya datang sekaligus tanya surat yang kami kirim untuk menanyakan pleno. Itu hak kami untuk menanyakan sebagai pleno. Sampai di sana, kami dihadang kepolisian, katanya tidak boleh masuk takut ada bentrokan," ujar Nofel melalui sambungan telepon, Senin (26/8/2019).

Nofel mempertanyakan, mengapa polisi harus takut terjadi bentrokan di sana.

Baca juga: Jelang Munas Golkar, Airlangga Minta Pendukung Solid dan Tak Tergoda

Setelah itu, Nofel memperoleh informasi bahwa di dalam Kantor DPP Golkar ada oknum yang mengatasnamakan AMPG. Oleh sebab itu, Nofel dan kawan-kawan ngotot tetap ingin masuk ke dalam.

"Karena kami tidak diberi masuk, maka kami menanyakan ke DPP. Protes. Kok tidak boleh masuk? Sedangkan kami kader dan simpatisan, pengurus, pleno," kata dia.

Tidak hanya pihaknya, bahkan wakil sekretaris jenderal Partai Golkar pun turut dilarang masuk ke dalam kantor.

"Katanya yang larang Sekjen, Sekjen dekat dengan Ketum. Akhirnya kami protes dan akan menduduki (kantor DPP) sampai dipersilakan masuk," kata dia.

Bersama kader lainnya, Nofel berinisiatif menginap di depan Kantor DPP Golkar selama tiga hari. Namun hingga saat itu pun, pihaknya tetap tidak dibiarkan masuk.

"Kader-kader dibiarkan tidur di pinggir jalan. Ini sesuatu yang memalukan, keji dan kejam," ujar dia.

Baca juga: Bambang Soesatyo: Pelemparan Molotov ke DPP Golkar Aneh

Karena dilarang masuk, akhirnya pihaknya berinisiatif menggembok pintu Kantor DPP Golkar agar yang berada di dalam pun tidak bisa keluar.

"Saya gembok saja karena partai ini bukan perorangan. Sekarang merasa dimiliki oleh ketua umum atau segelintir kelompok sehingga kami tidak bisa masuk. Saya gembok dari luar, itu aksi protes kami," pungkas dia.

Diketahui, Partai Golkar sedang dilanda konflik internal menjelang Musyawarah Nasional (Munas) yang rencananya dilaksanakan Desember 2019 mendatang.

Jadwal Mmunas partai menjadi salah satu pemicunya. Kubu Bambang Soesatyo ingin agar munas digelar sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober nanti. Sementara kubu Airlangga bersikukuh agar Munas tetap digelar Desember mendatang.

AMPG yang melakukan aksi penggembokan tersebut merupakan pendukung Bambang Soesatyo yang menjadi penantang ketua umum petahana Airlangga Hartarto. 

 

Kompas TV Kisruh Partai Golkar semakin panjang. Upaya perebutan Kantor DPP Golkar oleh kubu pendukung Bambang Susatyo dan Airlangga Hartarto nyaris ricuh. Hingga kini, Kantor DPP Partai Golkar pun masih dijaga ketat aparat kepolisian.<br /> <br /> Upaya perebutan kantor DPP Partai Golkar terus terjadi. Kericuhan nyaris terjadi setelah upaya penggembokan paksa di pintu gerbang dan upaya mediasi dua pimpinan AMPG didepan Kantor DPP Partai Golkar.<br /> <br /> Adu mulut sempat terjadi karena AMPG pendukung Bambang Soesatyo tak terima dengan pernyataan kubu AMPG pendukung Airlangga yang secara sepihak menyatakan pemecatan terhadap wakil Ketua Umum AMPG, Novel Saleh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com