Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cyrus Network: Masyarakat Terima Jika Parpol Pendukung Prabowo Dukung Pemerintah

Kompas.com - 09/08/2019, 21:48 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang digelar Cyrus Network menunjukkan, masyarakat relatif tidak keberatan jika partai politik pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilu 2019 beralih mendukung pemerintah.

"Publik sepertinya memang sudah lelah dengan pembelahan politik dan fragmentasi sosial yang timbul akibat kompetisi politik," ujar Managing Director Cyrus Network Eko David Afianto dalam pemaparan di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).

"Terlihat bahwa tingkat penerimaan publik jika partai-partai pengusung Prabowo bergabung ke dalam kabinet, jauh Iebih tinggi daripada tingkat penolakannya," lanjut dia.

Baca juga: Fadli Zon Tegaskan Gerindra Belum Memutuskan Oposisi atau Koalisi

Dari 1.230 responden di 34 provinsi, sekitar 43 hingga 51 persen di antaranya menyarankan Gerindra, PAN, Demokrat serta PKS untuk bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintah.

Sementara, hanya sebanyak 21 hingga 27 persen responden yang menyarankan partai politik tersebut tetap sebagai oposisi saja.

Rinciannya sebagai berikut, sebanyak 41,5 persen responden setuju Gerindra bergabung ke pendukung pemerintah.

Untuk Partai Demokrat, sebanyak 44,3 persen responden mendukung partai tersebut bergabung ke pemerintah.

Sementara sebanyak 38,9 persen responden mendukung PAN untuk bergabung ke pemerintah. Adapun, sebanyak 38,2 persen responden mendukung PKS bergabung ke pemerintah.

Survei Cyrus Network ini digelar setelah pemilu, tepatnya pada 22-28 Juli 2019.

Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar kurang lebih 3 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri.

Baca juga: Ketua DPP PKS Yakin Gerindra Tak Gegabah Bergabung dengan Koalisi Pemerintah

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, hasil survei tersebut akan diberikan kepada Prabowo.

Namun demikian, Gerindra saat ini fokus dalam penjajakan program kerja sama dengan Presiden Joko Widodo.

"Hasil survei ini akan kita kasih ke ketua umum. Soal pindah koalisi sudah dibicarakan internal partai, tapi kita fokus matangkan konsep dan kerja sama dulu dengan Pak Jokowi," ujar Dasco.

"Pada prinsipnya kita sedang menawarkan konsep untuk membantu pemerintah ke depan," lanjut dia.

 

Kompas TV Kongres ke lima Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan telah memutus dan menetapkan Megawati sebagai ketua umum periode 2019 – 2024. Sejumlah tokoh politik pun turut hadir di kongres kali ini mulai dari Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto, Surya Paloh, Zulkifli Hasan hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Lalu apa makna dan simbol dari kehadiran para tokoh ini di Kongres ke V PDIP ? KompasTV akan mengulasnya bersama Andre Rosiade Wasekjen DPP Gerindra Taufik Basari, Ketua DPP Nasdem dan Lely Arriane Analis Komunikasi Politik. #KongresVPDIP #PDIP #MegawatiSoekarnoputri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com