JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta industri diperbanyak di Indonesia. Ia mengatakan hal tersebut merupakan bentuk transformasi ekonomi yang harus dilakukan Indonesia.
Kalla mengatakan, negara-negara yang maju saat ini kebanyakan memiliki industri barang dan jasa yang banyak. Ia menjadikan Malaysia dan Singapura sebagai contoh.
Kalla menyatakan Malaysia bisa menjadi maju karena sukses mengubah negaranya yang agraris menjadi negara industri. Ia mengatakan, saat ini Malaysia memiliki industri hilir berupa pengolahan hasil mentah sumber daya alam mereka.
Baca juga: Perluasan Insentif Pajak Bisa Dorong Industri Inovatif
Demikian pula dengan Singapura yang berhasil menransformasi negaranya dari yang sekadar mengandalkan perdagangan menjadi negara penyedia jasa.
"Kita lihat sekitar kita saja, Singapura contohnya saja. Dulu Singapura daerah pelabuhan dan perdagangan, itu saja tahun 1960-1970an. Kemudian dia berubah menjadi mix perdagangan dan industri," ujar Kalla dalam seminar Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
"Tapi industri butuh tenaga kerja yang banyak maka hanya dia naikan lagi industri yang memiliki nilai tambah yang besar, elektronik contohnya dan jasa. Kemudian dia menjadi negara kota jasa, jasa keuangan, jasa kesehatan. Golongan menengah tiap sakit, di atas sakit kepala, ke Singapura," lanjut Kalla.
Baca juga: Amankan Industri Strategis dari Pemadaman, PLN Bangka Terapkan Sistem 2 Penyulang
Ia juga menjadikan China sebagai contoh negara agraris yang sukses berubah menjadi negara industri. Hal itu dilakukan dalam kurun waktu 30 tahun.
Kalla menyatakan hal itu bisa terjadi karena pemerintah dan masyarakatnya sejalan. Selain itu, kata Kalla, diperlukan pula pemimpin yang tegas untuk bisa menjalankan visi besar tersebut
"Karena itulah maka dalam contoh seperti ini perlu kebijakan yang keras. Tak ada suatu perubahan mentransform tanpa pemimpin yang kuat," lanjut Kalla
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.