Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontes Pakar dan "Reuni" Alumni UGM yang Cairkan Suasana Sidang Terakhir MK...

Kompas.com - 22/06/2019, 09:17 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ruangan tempat berlangsungnya sidang perselisihan hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi pada Jumat (21/6/2019) malam, tidak setegang sidang-sidang sebelumnya.

Padahal, topik yang dibahas malam tadi tergolong berat yaitu soal teori-teori hukum.

Dua ahli hukum yaitu Edward OS Hiariej dan Heru Widodo membagi pandangannya dengan kapasitas sebagai ahli yang dihadirkan tim hukum pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Namun, yang membuat suasana sidang menjadi "serius tapi santai" ini adalah keakraban para ahli dengan kuasa hukum yang beracara dalam sidang itu.

Baca juga: Bambang Widjojanto Protes Ahli 01 Berdiri di Mimbar MK

Ketua tim hukum Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto, menyapa Edward OS Hiariej alias Eddy, sebagai teman yang sudah lama tak bertemu.

"Ahl, terima kasih sudah hadir. Sudah lama enggak ketemu tapi ketemunya di ruang seperti ini. Tapi menarik gagasan-gagasannya," ujar Bambang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (21/6/2019) malam.

Bambang bahkan menyebut Eddy dengan sebutan "sobat". Dia bertanya kepada sobatnya itu tentang bagaimana menjelaskan berbagai argumen dalam waktu satu hari dengan 15 saksi dan 2 ahli.

"Pak hakim, saya biasa sebut ahli ini sobat," ujar Bambang.

"Sobat, kami butuh Anda di sini untuk cari jalan keluar terhadap kerumitan ini. Kalau Anda pakai old fashion-old fashion, adu C1 dengan C1, kita tidak akan menyelesaikan masalah," tambah dia.

Baca juga: Jawab Bambang Widjojanto, Ahli 01 Bantah Dirinya Kader Golkar

"Keakraban" yang sama juga ditunjukan Denny Indrayana, pengacara Prabowo-Sandi lainnya. Denny mengatakan, dia justru bersahabat baik dengan Eddy.

"Hari ini kalau Pak Bambang panggil sobat, ini sobat karib. Kami pernah hadap-hadapan pintu kantor di kampus. Depan kantor, saya lihatnya kantor Prof Eddy," ujar Denny.

Tim hukum pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Denny Indrayana saat sidang lanjutan sengketa pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengar keterangan saksi dan ahli dari pihak terkait yakni paslon nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Tim hukum pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Denny Indrayana saat sidang lanjutan sengketa pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengar keterangan saksi dan ahli dari pihak terkait yakni paslon nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin.
Kantor yang dimaksud adalah Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Eddy merupakan guru besar universitas tersebut. Denny juga pernah menjadi guru besar di UGM.

Pengacara 02 lainnya, Luthfi Yazid seolah tidak mau kalah dengan teman-temannya. Kali ini dia menceritakan kedekatannya dengan ahli lain, Heru Widodo.

Luthfi mengatakan Heru adalah teman kos waktu dia menempuh pendidikan di UGM.

"Mas Heru ini adalah teman kos saya. Beliau ada di samping kamar saya dan saya sangat berterima kasih karena dalam disertasi dia disebut nama saya sebagai orang yang mengajarkan dia menulis. Jadi saya mengucapkan terima kasih," ujar Luthfi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com