Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferdinand Hutahaean Mundur dari Koalisi, Sandiaga Ucapkan Terimakasih

Kompas.com - 20/05/2019, 16:46 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengapresiasi langkah politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang secara pribadi hendak keluar dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Ferfinand karena telah banyak membantu ia dan Prabowo Subianto selama masa kampanye.

"Jika beliau menyatakan mundur kami apresiasi sekali. Kami hormati keputusan tersebut. Saya belum kontak langsung karena nomornya sempat di hack. Saya doakan dan ucapan terima kasih Pak Ferdinand banyak memberikan masukan kepada saya dan Pak Prabowo selama 8 bulan ini. Saya ucapkan terima kasih," kata Sandiaga usai meninjau pelatihan kewirausahaan & pameran produk OK OCE Melawai, di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Senin (20/5/2019).

Ferdinand sebelumnya menyatakan berhenti mendukung Prabowo-Sandi karena ulah buzzer yang melakukan perundungan terhadap Ani Yudhoyono, istri dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono.

Baca juga: Ferdinand Hutahaean: Saya Berhenti Mendukung Prabowo-Sandiaga

Sandiaga mengaku ia turut prihatin atas kondisi Ani yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura. Namun, ia mengaku tak bisa berkomentar soal marahnya Ferdinand atas ulah warganet.

"Seperti saya sampaikan kita sebagai bangsa mendoakan Bu Ani Yudhoyono. Ibu negara kita. Cepat pulih segera sembuh. Kita sangat berdoa di bulan suci ramadhan, berdoa kesehatan beliau. Kami setiap habis solat doa. Tapi sakit hati Pak Ferdinand atas komentar netizen, saya enggak bisa berkomentar," kata Sandiaga.

Sandiaga menegaskan bahwa ia dan Prabowo selalu meminta para pendukungnya tidak boleh mengeluarkan komentar-komentar nyinyir di media sosial. Oleh karena itu, jika memang ada pendukungnya yang merundung Ani Yudhoyono, maka hal itu tak sesuai dengan spirit Prabowo-Sandi.

"Spirit kita adalah saling mendoakan, saling mengharapkan yang terbaik untuk Bu Ani Yudhoyono," ujarnya.

Baca juga: BPN: Mudah-mudahan Bung Ferdinand Hanya Emosi Sesaat

Sandiaga pun meyakini bahwa Partai Demokrat akan tetap bersama koalisi Adil Makmur terlepas dari sikap pribadi elitenya yang menyatakan telah menarik dukungan.

"Per hari ini demokrat masih solid di koalisi Indonesia-Adil makmur," kata dia.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengeluarkan pernyataan keras melalui akun Twitter-nya.

Dia mengaku berhenti mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Alasannya, karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dirundung di media sosial.

Ini isi tulisan Ferdinand, pada Minggu (19/5/2019): 

"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI." 

Ketika dikonfirmasi, Ferdinand mengakui pernyataannya itu. Dia tidak terima Ani Yudhoyono diserang oleh para pendukung Prabowo-Sandiaga di media sosial. Ani disebut tidak benar-benar sakit.

Ferdinand mengaku juga akan mengusulkan kepada partai untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Kendati demikian, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan partainya akan tetap bersama Prabowo-Sandi hingga pengumuman hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com