Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Agenda Prioritas Pemberantasan Korupsi Versi TII untuk Pemerintahan Baru

Kompas.com - 22/04/2019, 17:33 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Dadang Trisasongko mengajukan agenda-agenda prioritas untuk Presiden dan Wakil Presiden 2019 mengenai pemberantasan korupsi di 100 hari pertama menjabat sebagai pemimpin baru di Indonesia.

Dadang mengatakan, presiden dan wakil presiden harus memilih orang-orang yang memiliki rekam jejak yang bersih dan mampu mencegah upaya korupsi di Kementerian.

"Sebelum dilantik, para anggota kabinet perlu diwajibkan mendeklarasikan kepada publik kekayaan dan potensi konflik kepentingan yang dimiliki," kata Dadang saat ditemui wartawan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019).

Dadang mengatakan, Presiden yang baru harus menjamin Kapolri dan Jaksa Agung bebas dari pengaruh politik serta bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pencegahan korupsi di internal Kepolisian dan Kejaksaan.

Baca juga: Kisah Petugas Pemilu 2019 di Beijing, Melek 36 Jam hingga Perjalanan 200 Kilometer...

"Untuk bekerja sama dengan KPK baik terkait pencegahan dan pemberantasan korupsi di internal kepolisian dan kejaksaan," ujarnya.

Selain itu, menurut Dadang, pemerintahan yang baru harus bekerja sama dengan KPK dan berkomitmen untuk tidak membuat regulasi yang dapat melemahkan KPK.

"Tidak ada kebijakan legislasi yang melemahkan KPK, baik yang mungkin diusung oleh pemerintah maupun partai-parai pendukung di DPR," tuturnya.

Selanjutnya, Dadang merekomendasikan, Pemerintah dapat membenahi pengadaan barang dan jasa dengan sistem elektronik di seluruh kementerian dan lembaga negara.

Tak hanya itu, pemerintah yang baru juga perlu membangun kesepakatan politik dengan partai-partai di DPR guna meningkatkan integritas organisasi partai.

"Sukarela melalukan pembenahan tata kelola partai guna meningkatkan integritas organisasi maupun para kader," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com