Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Hoaks, AJI Targetkan Latih 3.000 Pemeriksa Fakta

Kompas.com - 14/04/2019, 16:27 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menargetkan bisa melatih 3.000 pemeriksa fakta (fact checker) dari jurnalis media massa, media kampus dan publik.

Target ini ingin dicapai lewat pelatihan cek fakta bagi mereka. Program ini didukung oleh Internews dan Google News Initiative.

Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Revolusi Riza Zulverdi mengatakan, 3.000 pemeriksa fakta ini tersebar di 25 lebih daerah di Indonesia.

Baca juga: Banyak Kekerasan terhadap Pers, AJI Bentuk Komite Keselamatan Jurnalis

Pada 2018 lalu, dalam program yang sama, AJI telah melatih 2.622 jurnalis media nasional dan daerah serta kampus. Riza berharap pelatihan ini bisa membuat penulisan pemberitaan lebih berhati-hati.

“Newsroom lebih berhati-hati agar tidak terjebak menyebarkan hoaks yang muncul di sosial media sebagai bahan berita,” kata dia dalam keterangan persnya, Minggu (14/4/2019).

Ia memaparkan, pelatihan diawali dengan training of trainers (ToT) yang berlangsung pada 11-14 April 2019 ini. Pelatihan ini melibatkan 40 jurnalis dari berbagai media, freelance dan perwakilan anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

Ia mencontohkan, salah satu dampak signifikan pelatihan seperti ini dirasakan ketika terjadi bencana Palu 2018 lalu.

“Saat tsunami Palu sulit melakukan verifikasi dan konfirmasi. Tidak berapa lama muncul gambar dan video di media sosial tapi belum dapat dikonfirmasi. Ada kehati-hatian di newsroom memberitakan bencana di Palu, tidak seperti gempa di Jakarta 2017 yang sempat muncul banyak misinformasi,” katanya.

Ia berharap program ini bisa meningkatkan kemampuan jurnalis dan redaksi melakukan verifikasi konten video, gambar dan informasi yang beredar di sosial media, serta memastikan kebenarannya sebelum didistribusikan ke publik.

Hal itu agar tingkat kepercayaan masyarakat kepada media tetap terjaga. Ia juga berharap media semakin aktif melakukan cek fakta informasi yang bersumber dari sosial media, terutama saat Pemilu 2019.

AJI mempersilakan pihak yang ingin menjalin kerja sama pelatihan ini untuk mengisi formulir di alamat: http://bit.ly/Permohonan_TrainingCekFakta_GNI2019.

Baca juga: AJI Kecam Penganiayaan terhadap Wartawan pada Malam Munajat 212

Saat ini AJI memiliki 90 jurnalis sekaligus pelatih pemeriksa fakta yang siap dikirimkan ke berbagai daerah untuk memberikan pelatihan.

AJI juga sedang menyiapkan kelas online agar pengetahuan pelatih pada perkembangan alat-alat yang digunakan dan akan diberitakan dalam pelatihan terus berkembang dan meningkat.

Informasi terkait permohonan kerja sama training GNI 2019 juga bisa digali lebih jauh dari Program Manager AJI Febrina Galuh dengan nomor ponsel 0818-0421-7279.

Kompas TV Dua hari ini masyarakat dihebohkan dua peristiwa. Pertama hoaks hasil pemilu luar negeri dan kedua dugaan surat suara tercoblos di Malaysia. Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu terus berkoordinasi untuk menangkal serangan hoaks dan menginvestigasi dugaan hoaks, yang justru semakin masif, mendekati terselenggaranya pemilu 17 April 2019 nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com