Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Komisioner soal Sistematisnya Hoaks yang Menyerang KPU

Kompas.com - 12/04/2019, 16:45 WIB
Jessi Carina,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz merunut berbagai hoaks yang menyerang mereka selama tahapan pemilu ini.

Viryan memaparkan, analisis KPU yang membuat mereka yakin hoaks ini sistematis dan dibuat oleh kelompok tertentu.

Viryan mengatakan, pada September 2018, hoaks mulai muncul secara berturut-turut.

"Pertama dugaan DPT ganda 25 juta tetapi yang berkembang di medsos ada DPT ganda 25 juta, bukan dugaan," ujar Viryan dalam sebuah diskusi berjudul "Hitung Mundur Pemilu 2019" di Jalan Sudirman, Jumat (12/4/2019).

Padahal, potensi DPT ganda yang dikumpulkan KPU ketika itu hanya 3,5 juta.

Baca juga: KPU Minta Publik Tak Berpolemik soal Surat Suara Tercoblos di Malaysia

Hoaks kedua adalah adanya 31 juta DPT siluman yang masuk ke KPU. Viryan mengatakan, fakta di lapangan hal itu tidak pernah terjadi.

Hoaks berikutnya adalah isu 14 juta orang gila masuk ke dalam DPT. Viryan nengatakan, isu itu sangat masif dan masih mudah dicari melalui mesin pencari di internet.

"Menariknya adalah ketika tanggal 2 Januari, muncul isu ditemukan 7 kontainer surat suara di Pelabuhan Tanjung Priuk sudah tercoblos untuk salah satu calon tertentu," ujar Viryan.

Ada dua hal menarik dari hoaks kontainer surat suara ini. Pertama, kontainer yang dimaksud disebut-sebut berisi 10 juta surat suara.

Baca juga: KPU Sudah Curiga soal 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos adalah Hoaks

Artinya jika dikalikan 7 kontainer, ada 70 juta surat suara yang tercoblos. Viryan mengatakan angka 70 juta surat suara itu begitu menarik.

"Kenapa kok 70 juta? Tanpa perlu kita jawab beberapa saat kemudian di twitter muncul angka penjumlahan 31+25+14. Jadi 25 juta DPT ganda ditambah 31 DPT siluman dan ditambah 14 juta orang gila masuk DPT dapat lah angka 70 juta. Surat suaranya itu ada di dalam kontainer," ujar Viryan.

Menurut dia, ini menunjukan ada keterkaitan antara hoaks-hoals yang muncul. Hal menarik kedua adalah mengenai waktu munculnya hoaks 7 kontainer surat suara itu.

Hoaks tersebut muncul pada 2 Januari. Di saat yang sama, KPU memang berencana untuk meresmikan pencetakan perdana surat suara pada pagi harinya.

Baca juga: KPU Akan Cek Keaslian Surat Suara yang Tercoblos di Malaysia

Rencana peresmian pencetakan perdana ini telah disusun sejak November 2018. Namun jelang hari peresmian, KPU memutuskan untuk menundanya sampai 20 Januari.

"Nah, yang bikin hoaks ini enggak tahu kalau ada perubahan itu. Kita bisa bayangkan kalau pagi hari Pak Arief Budiman (Ketua KPU), saya, dan teman-teman melakukan peresmian pencetakan perdana surat suara. Lalu sore harinya merebak berita ditemukan 7 kontainer yang sudah tercoblos, itu luar biasa," kata Viryan.

Analisis ini membuat pihaknya meyakini bahwa hoaks dibuat masif dan sistematis. Bahkan bisa terus berlangsung sampai pemilu berakhir.

Terbukti, baru-baru ini muncul hoaks mengenai server KPU di Singapura dirancang memenangkan salah satu paslon tertentu. Padahal, semua server KPU berada di Jakarta.

"Ada satu kelompok orang jahat, kami tidak bisa dan kami enggak tahu siapa dan ini sangat terasa dan bisa terukur sampai sekarang. Begitu Slsistematis dan terus memproduksi hoaks pemilu kepada penyelenggara dan penyelenggaraan pemilu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com