Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua Capres-cawapres "Dihantui" Golput dengan Jenis yang Berbeda

Kompas.com - 27/03/2019, 12:04 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menilai, kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dibayang-bayangi kelompok yang memilih golput alias golongan putih.

Namun, menurut dia, masing-masing pasangan calon dibayangi jenis golput yang berbeda.

"Kedua kandidat ini sama-sama dihantui oleh golput dengan jenis yang berbeda," kata Hasanuddin saat diskusi 'Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda', di Upnormal Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).

Ia menilai, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin "terancam" oleh pemilih yang golput karena ideologi.

Baca juga: MUI Hanya Imbau Masyarakat Mencoblos, Tak Haramkan Golput

Golput ideologis adalah pemilih yang menganggap kedua pasangan calon tidak ada yang sesuai dengan ekspektasinya.

Pasangan calon nomor urut 01 itu dinilai paling dirugikan oleh golput kategori ini karena beberapa kebijakan Jokowi dianggap tak sejalan ekspektasi publik.

"Itu lebih berpengaruh ke Jokowi karena kita bisa melihat bahwa di beberapa bulan terakhir itu ada beberapa kebijakan Jokowi yang tidak sesuai dengan ekspektasi publik," kata dia.

Sementara itu, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai paling dirugikan oleh pemilih yang golput apatis.

Baca juga: Ini Tiga Jenis Golput Menurut Pengamat, Ideologis Hingga Apatis

Pemilih dalam kategori golput apatis, kata dia, tidak peduli dengan pesta demokrasi tersebut. Menurut Hasanuddin, pemilih yang golput apatis kebanyakan anak muda.

Oleh karena itu, paslon nomor urut 02 yang paling dirugikan karena banyak pemilihnya yang juga merupakan anak muda.

"Kalau kita baca hasil survei banyak pemilih 02 itu mayoritas anak-anak muda 17-21 tahun. Padahal kalau kita lihat yang golput apatis itu kebanyakan dari pemilih muda atau pemilih pemula," ujar Hasanuddin.

"Sehingga kalau kita lihat pemilih pemula banyak yang paling dirugikan adalah 02 karena potensi suaranya akan berkurang," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com