Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bersyukur Ada Survei yang Tak Menguntungkan, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 20/03/2019, 20:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo cukup bersyukur dengan dirilisnya survei elektabilitas kandidat Pemilu 2019 oleh Litbang Kompas.

Jokowi berpendapat bahwa dengan dirilisnya hasil survei dengan hasil kurang baik bagi pihaknya, dapat menjadi pelecut bagi mesin politiknya menjadi lebih bekerja keras lagi.

"Justru kalau saya, hasil (survei) yang baik justru bisa melemahkan kita. Justru menjadikan kita ini tidak waspada. Tetapi kalau hasil survei yang tidak baik atau kecil, malah mendorong, memicu seluruh unsur, relawan, kader partai untuk bekerja lebih militan lagi," ujar Jokowi saat dijumpai di Kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).

Diketahui survei terbaru Litbang Kompas yang digelar 22 Februari-5 Maret 2019, menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen. Sementara, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun 13,4 persen responden masih menjawab rahasia.

Baca juga: Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Menurut Litbang Kompas

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam survei ini turun dibandingkan survei Litbang Kompas di Oktober 2018 lalu. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik dibandingkan survei lalu pada waktu yang sama. Selisih elektabilitasnya saat ini semakin kecil menjadi 11,8 persen.

Jokowi tidak spesifik mengarahkan pernyataannya tersebut kepada Litbang Kompas. Tapi, lebih kepada hasil survei sejumlah lembaga survei yang sudah dirilis ke publik.

"Survei kan banyak sekali. Ada berapa, mungkin lebih dari 10," ujar Jokowi.

Ia menegaskan, pihaknya memperhatikan seluruh hasil survei sejumlah lembaga. Apapun hasilnya, hasil survei itu akan digunakan untuk evaluasi kerja internal. Kinerja yang kurang baik ditingkatkan. Adapun kinerja yang sudah baik, dipertahankan.

"Semuanya kita pakai untuk evaluasi, untuk koreksi. Untuk memacu bekerja lebih baik lagi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com