Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Ada 66 Kasus Kekerasan terhadap Pengawas Pemilu

Kompas.com - 13/03/2019, 20:52 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengungkapkan, pengawas pemilu di daerah beberapa kali menerima kekerasan dalam tahapan penyelenggaraan pemilu.

Kekerasan itu terjadi dalam berbagai bentuk. Umumnya, petugas mengalami kekerasan saat menjalankan tugas pengawasan.

Tercatat, hingga saat ini telah terjadi 66 kasus kekerasan terhadap pengawas pemilu di sejumlah daerah.

Baca juga: Bawaslu: Delegitimasi Penyelenggara Pemilu Bentuk Kekerasan

"Sudah ada 66 kasus di mana kami menerima kekerasan. Yang paling akhir itu adalah satu pengawas riset perempuan di Maluku yang dipukul sampai kemudian lebam dan pelakunya sudah menjadi tersangka," kata Afif di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).

Afif menjelaskan, ada sembilan kasus kekerasan terhadap penyelenggara pemilu di Sumatera Barat, delapan kasus di Papua Barat, enam kasus di Kalimantam Selatan.

Sementara itu, Banten, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, masing-masing ada empat kejadian. Lalu Bengkulu, Papua, Sulawesi Tengah, masing-masing tiga kasus.

Ada pula dua kasus di Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Utara. Sedangkan di Yogyakarta, Jakarta, Jambi, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Sulawesi Tenggara masing-masing satu kejadian.

Afif menceritakan, saat hendak melakukan tugas pengawasan di Garut, mobil yang ia tumpangi juga pernah dilempar batu besar. Hal ini ia curigai sebagai tindak kekerasan.

Baca juga: Bawaslu Mengaku Sudah Peringatkan Parpol Turunkan Alat Peraga Kampanye di Lokasi Terlarang

"Saya dalam perjalanan ke Garut, mobil, saya dilempar batu besar, cuman saya enggak tahu motivasi nya itu murni kejahatan atau motivasi lain," ujar Afif.

"Kalau ini kita kita anggap sebagai bagian dari kekerasan dalam pemilu atau teror, pada intinya kalau mengalamatkan ke penyelenggara negara, maka situasi itu terjadi," sambungnya.

Oleh karenanya, di sejumlah daerah yang diindikasi rawan kekerasan terkait pemilu, proses pengawasan disertai pengawalan aparat kepolisian.

Kompas TV Setelah panggilan kedua pada hari Senin (11/3) tak dipenuhi, Bawaslu DKI Jakarta kembali memanggil Neno Warisman, Rabu (13/3)terkait dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal pada malam Munajat 212, Februari lalu. Selain Neno, perwakilan pihak FPI juga diundang Bawaslu DKI Jakarta sebagai pihak penyelenggara dan Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon, yang juga menjadi terlapor Sebelumnya, acara malam Munajat 212 ini sempat menuai reaksi pro dan kontra, atas doa yang dipanjatkan Neno Warisman. #FadliZon #NenoWarisman #Munajat212
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com