Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Kedua Dinilai Disiapkan Jauh Lebih Baik Dibanding yang Pertama

Kompas.com - 19/02/2019, 06:35 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengapresiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas pelaksanaan debat kedua Pemilihan Presiden 2019. Menurut Titi, format debat kedua ini lebih baik dari yang pertama.

"Dari sisi format dan alur, debat kedua ini harus diakui memang dipersiapkan jauh lebih baik dibandingkan yang pertama," ujar Titi kepada Kompas.com, Senin (18/2/2019).

Baca juga: Debat Kedua, Gaya Kedua Paslon Dinilai Orisinal

 

Titi mengatakan, KPU telah mengatur hal-hal teknis dengan lebih baik. Misalnya tata letak panggung dan keberadaan audience.

Pada debat pertama, sebagian tamu undangan yang menyaksikan langsung jalannya debat duduk di belakang masing-masing pasangan calon. Pada debat kedua kemarin, tidak ada penonton di belakang paslon.

Posisi mereka ada di depan panggung. Meski keberadaan mereka masih agak mengganggu jalannya debat, kata Titi, pengaturan sekarang jauh lebih baik.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini setelah acara diskusi di D Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018).  KOMPAS.com/Devina Halim Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini setelah acara diskusi di D Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018).

Baca juga: Pengamat: Ada Peran yang Tertukar pada Debat Kedua Pilpres

Sementara itu, Titi mengatakan penampilan kedua moderator yaitu Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki tampil cukup rileks.

"Kemudian dari format debat yang tidak lagi memberikan kisi-kisi itu juga membantu tampilnya paslon dengan lebih autentik dan orisinil," kata dia.

Hal lain yang juga diapresiasi adalah pemilihan panelisnya. Titi mengatakan, panelis yang berasal dari akademisi dan aktivis masyarakat sipil itu berkontribusi besar dalam debat.

Baca juga: Apresiasi Prabowo untuk Jokowi dalam Debat Kedua Dinilai Kurang Tepat

Pertanyaan-pertanyaan dari mereka lebih tajam dan konkret dibandingkan debat pertama. Titi yakin hal ini karena focus group discussion (FGD) yang digelar KPU sebelum debat kedua.

"Pertanyaannya lebih terfokus ya. Kita bisa menjumpai ketajaman yang lebih dari sebelumnya," ujar Titi.

"Dan secara keseluruhan menurut saya dari sisi teknis memang KPU mengevaluasi betul debat pertama dan menyiapkan segala sesuatu dengan lebih terencana," tambah dia.

Kompas TV Debat kedua Capres yang berlangsung hari Minggu kemarin masih terus diperbincangkan oleh warganet termasuk para pengguna facebook. Berikut ulasan selengkapnya bersama Gibran Muhammad.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com