"Dari sisi format dan alur, debat kedua ini harus diakui memang dipersiapkan jauh lebih baik dibandingkan yang pertama," ujar Titi kepada Kompas.com, Senin (18/2/2019).
Titi mengatakan, KPU telah mengatur hal-hal teknis dengan lebih baik. Misalnya tata letak panggung dan keberadaan audience.
Pada debat pertama, sebagian tamu undangan yang menyaksikan langsung jalannya debat duduk di belakang masing-masing pasangan calon. Pada debat kedua kemarin, tidak ada penonton di belakang paslon.
Posisi mereka ada di depan panggung. Meski keberadaan mereka masih agak mengganggu jalannya debat, kata Titi, pengaturan sekarang jauh lebih baik.
Sementara itu, Titi mengatakan penampilan kedua moderator yaitu Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki tampil cukup rileks.
"Kemudian dari format debat yang tidak lagi memberikan kisi-kisi itu juga membantu tampilnya paslon dengan lebih autentik dan orisinil," kata dia.
Hal lain yang juga diapresiasi adalah pemilihan panelisnya. Titi mengatakan, panelis yang berasal dari akademisi dan aktivis masyarakat sipil itu berkontribusi besar dalam debat.
Pertanyaan-pertanyaan dari mereka lebih tajam dan konkret dibandingkan debat pertama. Titi yakin hal ini karena focus group discussion (FGD) yang digelar KPU sebelum debat kedua.
"Pertanyaannya lebih terfokus ya. Kita bisa menjumpai ketajaman yang lebih dari sebelumnya," ujar Titi.
"Dan secara keseluruhan menurut saya dari sisi teknis memang KPU mengevaluasi betul debat pertama dan menyiapkan segala sesuatu dengan lebih terencana," tambah dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/02/19/06354811/debat-kedua-dinilai-disiapkan-jauh-lebih-baik-dibanding-yang-pertama