Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Kedua Diharapkan Singgung soal Pengambilalihan Freeport dan Blok Rokan

Kompas.com - 03/02/2019, 17:54 WIB
Devina Halim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Advokasi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Aryanto Nugroho menilai, debat kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dapat menjadi momen untuk membahas kejelasan soal pengambilalihan Freeport Indonesia dan Blok Rokan.

Debat kedua membicarakan empat topik, yaitu energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

"Ajang debat besok juga bisa jadi ajang konfirmasi, jika kita bicara Freeport dan Blok Rokan," kata Aryanto saat diskusi "Menyigi Visi Misi Calon Presiden 2019", di Kantor Kode Inisiatif, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2019).

Ia menilai, topik terkait Freeport dan Blok Rokan akan diungkit oleh calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Baca juga: Sudah Diam Selama 4 Tahun, Jokowi Bilang Kini Saatnya Dia Jawab Semua Fitnah

 

Pada kepemimpinan Jokowi, pemerintah mengambil alih saham PT Freeport Indonesia sejak perusahaan tersebut beroperasi pada 1973.

Namun, yang menjadi catatan Aryanto adalah ketidakjelasan proses ambil alih tersebut sehingga membuat masyarakat tidak paham.

"Kami melihat Jokowi pasti menyinggung soal keberhasilan Freeport, Blok Rokan, dan segala macam. Meski selama ini kita enggak pernah tahu detail yang didapatkan oleh Indonesia atau Freeport. Akhirnya publik juga tidak paham," kata dia.

Tak hanya soal Freeport dan Blok Rokan, menurut dia, kedua paslon perlu mengungkapkan pandangannya terkait divestasi yang ingin dilakukan perusahaan lain.

Aryanto juga berharap kedua capres membicarakan soal perpanjangan kontrak perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam di Indonesia.

Baca juga: Jokowi: Masa Disuruh Halus Terus, Bolehlah Keras Sedikit...

 

Menurut dia, terdapat beberapa kawasan penghasil minyak dan gas yang kontraknya akan habis dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu, kata Aryanto, dinilai perlu dibicarakan kedua kandidat capres.

"Banyak juga blok mungkin sekitar 10 blok migas yang dalam 5 tahun depan sudah saatnya diperpanjang atau dihentikan," kata Aryanto.

"Ini bukan cuma soal Freeport dan Blok Rokan, tapi masalah lima tahun ke depan banyak kontrak-kontrak yang harus dijelaskan dua calon," lanjut dia.

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Format Debat Kedua Pilpres 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com