JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Penelitian Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, kedua kandidat capres-cawapres belum menyampaikan visi misinya secara mendalam selama masa kampanye yang telah berlangsung selama 3 bulan ini.
Menurut dia, masa kampanye seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan penyampaian visi misi.
"Bagi saya ini sudah telat. Apalagi masa kampanye kita sudah tinggal tiga bulan. Makanya, visi dan misi kedua kandidat tidak mendalam, katakanlah di bidang hukum, apa langkah konkretnya juga tidak ada," kata Syamsuddin, di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2019).
Baca juga: KPU dan Bawaslu Kaji Acara Penyampaian Visi Misi Jokowi di TV
Syamsuddin mengatakan, komitmen kedua kandidat mengenai isu-isu seputar debat pemilu tidak muncul. Padahal, masing-masing kedua kandidat memiliki tim ahli untuk mengupas kebijakan dan solusi yang ditawarkan kepada masyarakat.
"Nah kebijakan dan solusi itu yang belum saya lihat di visi dan misi kedua kandidat. Publik juga bertanya-tanya apa sih sebetulnya visi dan misi serta gagasan kandidat," kata dia.
Syamsuddin mencontohkan, kedua kandidat tidak memiliki langkah konkret dalam hal swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Jubir: Prabowo Ingin Visi Misi Tak Sekadar Janji-Janji
"Kita butuh penjelasan yang lebih jauh. Semua itu dibutuhkan publik supaya visi dan misi tidak semata-mata sebagai mimpi indah atau janji pemilu yang tidak bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata," ujar Syamsuddin.
Ia juga berharap kedua kandidat memanfaatkan masa kampanye untuk saling adu visi, program, dan alternatif kebijakan terbaik sebagai solusi atas beragam masalah bangsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.