Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Ingin Buat Tabungan Haji, Pimpinan Komisi VIII Bilang Jokowi Sudah Punya

Kompas.com - 15/01/2019, 15:55 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah punya lembaga untuk mengatur dana haji.

Hal ini disampaikan Ace ketika ditanya tentang pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang ingin membuat bank tabungan haji.

"Menurut saya Pak Prabowo belum update. Undang-Undang kita kan sudah ada BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji)," ujar Ace, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Baca juga: Prabowo Janji Lobi Saudi supaya Indonesia Punya Gedung Khusus Jemaah Haji dan Umroh

Ace mengatakan, BPKH punya dua kewenangan yaitu mengelola dana haji dan menginvestasikannya.

Hasil investasinya bisa menambah subsidi pelaksanaan haji yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

"Kita bisa bayangkan hampir setiap tahun itu dana haji itu disubsidi Rp 7 triliun dari pengelolaan yang dilakukan oleh BPKH ini," kata dia.

Ace mengatakan, program Prabowo ini juga mirip dengan yang dibuat Pemerintah Malaysia. Artinya, MENURUT dia, tidak ada program baru dalam pidato Prabowo.

Baca juga: Kata Kubu Jokowi, Tak Ada Hal Baik di Mata Prabowo

"Jadi sebetulnya tidak ada sesuatu yang baru dengan tabungan haji ini. itu kan menjiplak apa yang terjadi di Malaysia. Jadi menurut saya tidak ada yang baru dengan yang disampaikan Pak Prabowo itu," ujar Ace.

Dalam pidato tadi malam, Prabowo menyatakan akan membentuk bank tabungan haji untuk meringankan beban umat Islam yang ingin pergi melakukan ibadah haji atau umrah.

Di sana, nanti masyarakat bisa menabung dengan jangka waktu tertentu hingga akhirnya dana terkumpul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com