Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Tujuh Kontainer Berisi Surat Suara Telah Dicoblos, Ini 8 Faktanya

Kompas.com - 10/01/2019, 15:39 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredarnya informasi mengenai tujuh kontainer berisi surat suara yang telah tercoblos menyita perhatian masyarakat luas.

Kabar tersebut juga ramai dibahas di beberapa media sosial. Ini terlihat dari unggahan warganet yang turut mengonfirmasi atas kabar yang diterimanya tersebut.

Informasi ini sendiri menjadi viral kali pertama saat politisi Partai Demokrat mengungkapnya melalui Twitter. Setelah itu, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu pun melakukan pengecekan.

KPU dan Bawaslu pun mendatangi Kantor Bea dan Cukai Kementerian Keuangan di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah mengecek, KPU memastikan kabar itu hoaks.

Informasi ini kemudian berkembang hingga akhirnya polisi menangkap pelaku yang diduga sebagai penyebar hoaks.

Seperti apa perjalanan kabar bohong ini? Berikut delapan fakta mengenai hoaks tujuh kontainer berisi surat suara:

1. Tersebar di berbagai sosial media

Isu telah tercoblosnya surat suara sebanyak tujuh kontainer ini pertama kali muncul di masyarakat pada Rabu (2/1/2019).

Kabar kemudian tersebar luas ke masyarakat melalui media sosial, baik Twitter, Facebook, Youtube, Instagram, hingga aplikasi percakapan WhatsApp.

Terdapat sebuah rekaman seorang laki-laki yang tersebar di media sosial. Suara itu menyebutkan kartu suara tercoblos tersebut berasal dari China, dan posisi saat itu kontainer berada di Tanjung Priok, dengan jumlah 70 juta suara.

2. Ditwit Andi Arief

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitternya, @AndiArief__ turut mengetwit tentang adanya kabar ini.

"mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," tulis Andi Arief.

Pemberitaan sebelumnya, twit Andi ini diunggah pada Rabu (2/1/2019) pukul 20.05. Namun, twit tersebut sudah tidak dapat ditemukan.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos

3. Hoaks

Komisioner KPU dan Bawaslu di kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta UtaraKompas.com/Fitria Chusna Farisa Komisioner KPU dan Bawaslu di kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman memastikan bahwa informasi mengenai tujuh kontainer surat suara telah tercoblos adalah kabar bohong atau hoaks.

Hal tersebut disampaikan setelah beberapa komisioner melakukan pengecekan secara langsung di Pelabuhan Tanjung Priok.

Kemudian, pada Kamis (3/1/2019) sore, KPU melaporkan penyebar hoaks ke Bareskrim Polri.

Baca juga: KPU Pastikan Kabar 7 Kontainer Berisi Surat Suara yang Sudah Dicoblos Hoaks

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com