Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kubu Diingatkan Tak Terpancing Mainkan Politik Identitas

Kompas.com - 31/12/2018, 06:58 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia Rubi Khalifa mengingatkan, dua pasangan capres dan cawapres termasuk tim suksesnya, untuk tak menggunakan politik dalam Pilpres 2019.

Ia mengatakan, kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus menyiapkan peredamnya. Masyarakat yang dipapar politik identitas tidak boleh dibiarkan begitu saja. 

"Kalau Anda menggunakan politik identitas, Anda harus menyiapkan remedy-nya (obatnya). Dampak di masyarakat tidak boleh ditinggalkan begitu saja," kata dia, dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/12/2018).

Secara khusus, Rubi mengingatkan kubu Jokowi-Ma'ruf untuk tidak ikut terjebak dalam praktik politik identitas.

Baca juga: Politik Identitas Dinilai Berdampak ke Masyarakat, Elite Tak Pernah Siapkan Solusi

Menurut dia, hal ini dinilai penting dilakukan kubu Jokowi-Ma'ruf. Alasannya, sebagai petahana, Jokowi-Ma'ruf punya peranan untuk menjaga suasana kondusif di masyarakat. 

"Tidak perlu bermain di genderang yang sama, harus menggunakan cara lain. Optimisme harus dibangun di mana-mana," kata dia. 

Rubi menilai, sebagai petahana, sebaiknya kubu Jokowi-Ma'ruf lebih banyak membingkai ulang keberhasilan program pemerintah.

Kritik juga dilayangkan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) untuk Indonesia, Ray Rangkuti. Ia menyayangkan pendukung Jokowi-Ma'ruf yang terpancing melakukan politik identitas.

Baca juga: Kedua Paslon Dinilai Gunakan Politik Identitas untuk Raih Suara

"Setelah La Nyalla menantang kepandaian jadi imam shalat, arus baliknya terjadi. Kalau dulu Pak Jokowi yang terkena imbas, sekarang kubu itu ikut memainkannya. Dua kubu memainkan," ujar Ray.

Ray mengatakan tantangan La Nyalla seolah menjadi titik balik sikap kubu Jokowi-Ma'ruf. Setelah itu, kubu Jokowi-Ma'ruf ikut berkomentar mengenai video perayaan natal calon presiden Prabowo Subianto.

Ray menilai, intensitas politik identitas pada Pilpres 2019 kali ini memang tidak setinggi Pilkada DKI 2017.

Namun, politik identitas ini akan terus dimainkan kedua kubu pasangan calon sampai hari pencoblosan nanti.

"Jadi alih-alih diminimalisasi, keduanya jadi saling kapitalisasi," kata Ray.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com